Musyda dan Tantangan Muhammadiyah Tegal: Arus Utama Gerakan Periode Selanjutnya
Oleh : Riza A. Novanto, M.Pd.*
PWMJATENG.COM – Musyawarah Daerah (Musyda) Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah Kabupaten Tegal Periode Muktamar ke-48 tinggal menghitung hari yang akan dilaksanakan pada 6-7 Mei 2023. Persiapan demi persiapan terus dilakukan ditengah arus deras perpolitikan jelang pemilu 2024. Cabang Adiwerna sebagai tuan rumah Musyda terus bergerak, hal ini terlihat pasca Idul Fitri geliat Musyda semakin terasa di Kabupaten Tegal, bendera persyarikatan sudah berkibar disepanjang jalan. Kita ketahui bersama bahwa Muhammadiyah merupakan sebuah organisasi Islam yang didirikan di Yogyakarta, Indonesia pada tahun 1912 oleh KH. Ahmad Dahlan. Organisasi ini memiliki misi untuk memajukan umat Islam dan memperjuangkan keadilan sosial melalui pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi. Saat ini, Muhammadiyah telah tumbuh menjadi salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia dengan jangkauan yang luas di berbagai sektor, termasuk pendidikan, kesehatan, dan sosial.
Begitupun di Kabupaten Tegal, Muhammadiyah terus memperluas program-programnya agar dapat menjangkau lebih luas dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat serta pengembangan teknologi dan memanfaatkan media sosial untuk memperkuat jejaringnya dan meningkatkan visibilitasnya. Muhammadiyah Kabupaten Tegal terus menunjukkan kiprahnya diberbagai bidang dengan Amal Usaha yang terus berkembang. Mulai dari RSI PKU Muhammadiyah Tegal, Klinik, Sekolah, BTM Artha Surya, Panti Asuhan, Pondok Pesantren hingga perguruan tinggi STIKes Muhammadiyah Tegal. Muhammadiyah Kabupaten Tegal dapat terus bertumbuh dan berkembang jika terus memperjuangkan nilai-nilai kebaikan dan keadilan sosial, serta menjaga integritas dan akuntabilitas dalam pelaksanaan program dan kegiatan.
Arus Utama Gerakan Periode Selanjutnya
Disamping kiprah yang semakin nyata tidak lepas dari berbagai dinamikanya yang semakin kompleks. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk masa depan Muhammadiyah Kabupaten Tegal pasca Musyda diantanranya tantangan dalam memperkuat dan mengembangkan perkaderannya. Tantangan utama dalam perkaderan Muhammadiyah diantaranya:
Pertama, Memaksimalkan Perkaderan di Ortom: Muhammadiyah Kabupaten Tegal saat ini bisa dikata cukup berkembang, akan tetap perkembangannya harus diiringi dengan pemaksimalan angkatan muda baik di tingkat Ranting hingga Daerah. Untuk memaksimalkan perkaderan di Ortom, Muhammadiyah disetiap tingkatannya harus benar-benar merawat dan menjaga sistem perkaderan serta memastikan eksistensi Ortom baik IPM, Pemuda Muhammadiyah dan Nasyiatul ‘Aisyiyah. AUM yang semakin berkembang tanpa memperhatikan perkaderan akan menjadi sia-sia pada masa mendatang, sebab siapa yang akan menggantikan?
Kedua, Perubahan sosial dan budaya: Tantangan lain yang dihadapi oleh Muhammadiyah adalah perubahan sosial dan budaya yang terjadi di masyarakat. Perubahan ini dapat mempengaruhi nilai-nilai dan tata nilai yang dianut oleh anggota Muhammadiyah, dan dapat menghambat perkembangan organisasi. Muhammadiyah perlu beradaptasi dengan perubahan sosial dan budaya, sambil tetap mempertahankan nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang dianutnya.
Ketiga, Persaingan dengan organisasi lain: Persaingan dengan organisasi lain juga menjadi tantangan dalam perkaderan Muhammadiyah. Sebagai organisasi yang memiliki banyak anggota, Muhammadiyah harus bersaing dengan organisasi lain dalam menarik minat dan perhatian para kader. Muhammadiyah perlu terus mengembangkan program-program dan kegiatan yang menarik dan bermanfaat bagi anggota, serta memperkuat citra dan reputasi organisasi. Ideologi kader Muhamamdiyah di Kabupaten Tegal semakin tergerus oleh paham lain sehingga loyalitasnya kepada persyarikatan semakin berkurang. Hal ini tentu menjadi perhartian penting untuk periode mendatang agar pada kader tetap terjaga ideologinya dengan penguatan pemahaman seperti kajian-kajian tematik di akar rumput.
Keempat, Perubahan teknologi dan informasi: Perkembangan teknologi dan informasi yang begitu pesat dapat menjadi tantangan dalam perkaderan Muhammadiyah. Para kader harus terus memperbarui pengetahuan dan keterampilan mereka dalam menggunakan teknologi dan informasi, serta memanfaatkannya untuk memajukan organisasi dan mencapai tujuan-tujuan organisasi. Derasnya arus teknologi menjadi tantangan tersendiri bagi Persyarikatan, sebab nilai-nilai berkemajuan itulah yang seharusnya menjadikan organisasi semakin melek teknologi.
Untuk mengatasi tantangan perkeaderan tersebut, Muhammadiyah perlu memperkuat struktur organisasi, meningkatkan kapasitas kader, serta memperkuat hubungan dengan masyarakat dan stakeholder lainnya. Hal ini dapat dilakukan dengan memperkuat sistem pelatihan dan pengembangan kader, memperluas jaringan dan kemitraan dengan organisasi dan lembaga lain, serta memperkuat pengelolaan sumber daya organisasi.
Tantangan Dakwah Muhammadiyah Tegal
Tak hanya perkaderan, tantangan dakwah kedepan juga akan semakin kompleks. Dalam menyebarluaskan pesan-pesan Islam, Muhammadiyah perlu menghadapi tantangan dalam menyebarluaskan pesan-pesan Islam secara efektif dan efisien di tengah masyarakat yang semakin heterogen. Muhammadiyah perlu menggunakan berbagai media dan strategi yang tepat untuk menjangkau berbagai kelompok masyarakat. Dalam mempertahankan nilai-nilai Islam, Muhammadiyah perlu mempertahankan nilai-nilai Islam yang benar dan sesuai dengan prinsip-prinsip yang dianut, sambil tetap terbuka terhadap perubahan dan dinamika sosial yang terjadi di masyarakat.
Tantangan berikutnya ialah dalam membangun kader dakwah, Muhammadiyah perlu terus meningkatkan kualitas dan kuantitas kader dakwah yang memiliki pengetahuan yang memadai dalam bidang agama dan sosial. Muhammadiyah juga perlu memberikan pelatihan dan pembinaan kepada para kader agar dapat melakukan dakwah dengan baik dan profesional. Muhammadiyah Kabupaten Tegal telah memiliki pondok pesantren ahmad dahlan yang semakin menunjukkan berbagai prestasi dan melahirkan kader-kader dakwah persyarikatan mendatang, hal ini sudah ditunjukan melalui lulusannya yang melanjutkan jenjang lebih tinggi seperti PUTM (Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah), hingga luar negeri.
Tantangan dalam membangun literasi Islam: Muhammadiyah perlu meningkatkan pemahaman masyarakat tentang nilai-nilai Islam melalui program-program literasi Islam yang efektif dan inovatif. Ditengah arus distrupsi tentu ini menjadi perhatian khusus agar pemahaman ke-Islaman kader Muhammadiyah tidak keliru dan sesuai dalam rangka menciptakan masyarakat Islam yang sebanar-benarnya. Tantangan berikutnya ialah dalam mengatasi isu-isu sosial, Muhammadiyah perlu menghadapi berbagai isu sosial yang dihadapi oleh masyarakat, seperti kemiskinan, pengangguran, radikalisme, dan lainnya sehingga perlu mengintegrasikan dakwah dengan program-program sosial yang efektif dan berkelanjutan.
Tantangan Pengembangan AUM
Amal Usaha Muhammadiyah Kabupaten Tegal terus menunjukkan eksistensinya, akan tetapi masih cukup lemah dalam pengembangannya. Seperti halnya AUM Pendidikan, baru beberapa sekolah yang menunjukkan peningkatan mutu dan kualitasnya, namun masih banyak yang tertinggal baik dari sisi jumlah siswa maupun dari sisi kualitas SDM. Maka periode kedepan perlu mengedepankan kualitas pendidikan sehingga menjadi daya tarik di masyarakat luas sebagai upaya sarana dakwah persyarikatan. Oleh karenanya dibutuhkan kader-kader yang lebih gesit dan energik serta berpengalaman di majelis Dikdasmen agar AUM pendidikan semakin berkualitas dan mampu bersaing. Adapun AUM di Perguruan Tinggi yakni STIKes Muhammadiyah Tegal yang harus menjadi perhatian khusus dalam pengembangannya kedepan.
Menjamurnya perguruan tinggi swasta menjadi tantangan tersendiri dalam mengembangkan STIKes Muhammadiyah Tegal yang hanya terdiri dari 1 program studi. Kedepan tentu harus dipikirkan dengan serius agar bisa terus menunjukkan eksistensi baik penambahan prodi baru maupun perubahan bentuk menjadi Universitas. Semoga ulasan singkat ini bisa bermanfaat bagi persyarikatan, penulis sangat menyadari banyak kekurangan dalam mengulas berbagai dinamika persyarikatan diatas namun kami berharap Musyda berjalan dengan lancer dan khidmat serta membawa manfaat untuk kemajuan Muhammadiyah untuk terus mencerahkan Kabupaten Tegal.
*Anggota Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) PWM Jateng
Editor : M Taufiq Ulinuha