Jadi Narasumber Tabligh Akbar Syiar Muktamar, UAH Doakan Kader Muhammadiyah Jadi Presiden RI
PWMJATENG.COM, Surakarta – Perhelatan Muktamar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah tinggal menghitung hari. Rencananya Muktamar akan digelar pada tanggal 18-20 November 2022 di Surakarta bertepatan dengan momentum Milad Muhamamdiyah ke 110 tahun.
Dalam rangka mensyiarkan Muktamar kepada seluruh lapisan masyarakat, panitia menyelenggarakan berbagai kegiatan, satu di antaranya yakni Tabligh Akbar Syiar Muktamar, Sabtu (8/10).
Tabligh Akbar kali ini menghadirkan kader Muhammadiyah yang saat ini menjadi dai berskala internasional, Dr. H. Adi Hidayat, Lc., M.A. atau jamak dipanggil UAH)
Dalam ceramahnya UAH menjelaskan bahwa dinisbatkannya Muhammadiyah menggunakan nama Nabi Muhammad Saw. yang diberi imbuhan “iyah” memberikan kesan bahwa Muhammadiyah mengimplementasikan praktik ritual keagamaan ke ranah sosial.
“Kita tidak hanya patut berbangga dengan apa yang telah dicapai Muhammadiyah secara persyarikatan, tapi sifat itu ketika ada “ya”nya mesti melekat secara personal,” tegas UAH.
Baca juga, Muhammadiyah Australia College (MAC)
Ia juga berharap kepada kader Muhamamdiyah yang berkiprah di ranah kebangsaan untuk senantiasa melekatkan dirinya dengan implementasi dakwah ritual ke dalam segmen sosial.
“Insyaallah harus ada yang jadi presiden dari kader Muhammadiyah. Mesti ada! Muhammadiyah itu lahir sebelum NKRI berdiri, semua bagian dari persyarikatan itu sudah seperti bagian bangsa dan negara. Divisinya sudah ada semua. Masa tidak ada satupun kader yang bisa jadi presiden. Siap kader siap?” ungkap UAH diiringi riuh tepuk tangan dan jawaban “Siap!” dari peserta Tabligh Akbar.
Ia juga menceritakan bahwa Nabi Muhammad Saw. memiliki 12.000 sahabat dan 38 di antaranya adalah panglima pada zaman itu. UAH menambahkan bahwa 1 kekuatan panglima pada zaman Nabi mampi menaklukan Romawi dan Persia.
“Ini KOKAM dari segini banyak masa tidak ada yang jadi panglima (TNI)? Kader Muhammadiyah kita doakan ke depan menjadi panglima, insyaallah,” tegas UAH diamini seluruh jamaah Tabligh Akbar.
Selain itu, ia menyampaikan bahwa Bangsa Indonesia saat ini sedang mengalami krisis berMuhammadiyah, sehingga Muktamar nanti harus bisa menjadi tonggak untuk mengembalikan jati diri Muhammadiyah untuk menginspirasi bangsa dan negara.
Reporter : Muhamamd Taufiq Ulinuha