Gali Potensi Kader, Pesma KH Mas Mansur UMS Datangkan Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah dan Content Creator
PWMJATENG.COM, Sukoharjo – Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) merupakan salah satu wadah/ladang dakwah Muhammadiyah di berbagai sektor, salah satunya sektor pendidikan. Pesantren Mahasiswa (Pesma) KH Mas Mansur Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) sebagai salah satu AUM senantiasa berusaha mensukseskan dakwah Muhammadiyah. Sabtu (19/3) bertempat di Masjid KH Mas Mansur, Pesma KH Mas Mansur UMS menyelenggarakan Kuliah Umum dengan tema “Menggali Potensi Diri Seorang Kader”.
Kuliah Umum ini menghadirkan Sunanto, S.H.I., M.H. (Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah) dan Muhammad Fajrul Falah, S.I.Kom. (Content Creator Komik @tandukputih). Selain itu hadir secara langsung pada kegiatan ini, Mudir Pesma KH Mas Mansur UMS, Hj. Muamaroh, Ph.D.; Ust. Dodi Alfianto, M.Pd.I. (Kabid Kaderisasi Pesma); Muhammad Adam Ilham Mizani, S.Pd. (Ketua Umum PC IMM Sukoharjo) beserta segenap pimpinan cabang; mahasantri Pesma & Pondok Shabran; serta kader IMM se UMS,
Hj. Muamaroh, Ph.D. dalam sambutannya berterimakasih kepada narasumber dan peserta atas kehadirannya di Pesma KH Mas Mansur UMS; sekaligus mengucapkan selamat atas Milad IMM ke-58, mengingat beliau dan seluruh narasumber adalah para alumni IMM.
“Saya yakin anak-anaku yang hadir sekarang ini memiliki potensi. Tinggal bagaimana kita mau menggali potensi. Kedua narasumber ini merupakan alumni Pesma dan Pondok Shabran, maka menjadi mahasantri bukan penghalang untuk menjadi orang sukses,” ucap Mudir Pesma dalam sambutannya.
Sunanto, S.H.I., M.H. yang juga Alumni Pondok Shabran dan PC IMM Sukoharjo menceritakan perjalanannya mengenal Muhammadiyah. Ia menyampaikan bahwa Muhammadiyah lah yang selama ini menolong dia, karena notebenenya laku-laki yang biasa disapa Cak Nanto ini mulai mengenal Muhammadiyah sejak lulus pesantren di Madura. Pasca lulus pesantren ia masuk ke Panti Asugan Muhammadiyah dan kemudian melanjutkan studi ke Universitas Muhammadiyah Surakarta, wabil khusus Pondok Hajjah Nuriyah Shabran.
Baca juga, Kreatif! Siswa SD Muhammadiyah 1 Ketelan Belajar IPA dengan Bermain Peran
“Belajar dari perjalanan orang lain untuk menjawab permasalah yang anda temui. Jangan lihat kesuksesan orang saja, namun lihat prosesnya. Di mana tempat kita melakukan aktualisasi maka kita perlu melakukan inovasi-inovasi, jangan linier-linier saja,” ucap Cak Nanto.
Dalam materinya Cak Nanto menyampaikan bahwa ia mengikuti perkaderan di Muhammadiyah sejak masih pelajar, melalui Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Kemudian ia melanjutkan pendidikan di Pondok Hajjah Nuriyah Shabran UMS, dan bergabung di PK IMM Pondok Hajjah Nuriyah Shabran. Di IMM, Cak Nanto pernah menjabat sejak pimpinan komisariat hingga DPP IMM.
“Selain kesalehan individu, diperlukan kesalehan sosial. Khoirunnas anfa’uhum linnas,” pesan Cak Nanto kepada para peserta.
Kemudian sesi kuliah umum kedua dilanjutkan oleh Muhammad Fajrul Falah, S.I.Kom. yang membawakan materi tentang kader kekinian.
Dalam materinya ia menjelaskan bahwa seorang kader itu harus mampu menjadi penggerak, kemudian totalitas dan nantinya dapat menjadi pelaku subjek dakwah.
Mengutip pesan KH. Ahmad Dahlan, “Jadilah dokter, jadilah master, jadilah insyinyur, dan profesional lalu kembalilah kepada Muhammadiyah setelah itu.” Menurutnya KH. Ahmad Dahlan tidak membatasi potensi para kader Muhammadiyah hanya semata-mata untuk menjadi da’i; melainkan KH. Ahmad Dahlan memberikan keleluasaan bagi para kader untuk mengepakkan sayap potensi dan kemampuannya.
“Tugasnya teman-teman jangan terlena dengan berbagai kemudahan akses teknologi. Teman-teman harus membuat inovasi baru dalam menghadapi kecepatan perkembangan teknologi (hari ini),” ucap laki-laki yang akrab dipanggil Kak Ava.
“Sebagai kader milenial, kalian harus melek teknologi. Karena ketika dakwah “hanya” dilakukan dari mimbar ke mimbar, maka objek dakwah akan menyempit. Maka diperlukan inovasi dakwah digital atau melalui media sosial,” pungkasnya. (mtu)