Kisah Pengabdian Tim Kamboja MCCC Kabupaten Sragen
PWMJATENG.COM, SRAGEN – Sebuah foto pemakaman dengan prosedur Covid-19 berlatar belakang gedung bertingkat beredar luas di media sosial, Kamis (24/06/2021). Dalam foto itu tampak di sisi jauh, seseorang berjubah pendeta berwarna putih dengan selempang ungu, berdiri didepan makam yang masih baru sambil menggenggam Al Kitab.
Tampak pula di belakang kanan Sang Pendeta, satu orang berpakaian Alat Pelindung Diri (APD), sedangkan di belakang kiri dengan posisi agak jauh, seorang laki-laki tanpa berkaos bercelana pendek. Sementara di depan pendeta itu, 2 orang dengan pakaian APD Covid-19, hanya tampak kepala dan sebagian wajah serta sedang duduk.
Yang menarik, salah satu dari dua orang yang duduk itu, tampak memakai helm biru tosca, bertuliskan MDMC Sragen di bagian belakang dan Lazismu Sragen di samping helm. MDMC adalah Muhammadiyah Disaster Management Center sedangkan Lazismu adalah Lembaga Amal Zakat Infaq Shodaqoh Muhammadiyah. Keduanya lembaga di bawah naungan organisasi Islam Muhammadiyah. Pendeta Nasrani dan personil Muhammadiyah dalam satu prosesi pemakaman?
Tim Kamboja
Pemakai helm bertuliskan MDMC dan Lazismu dalam foto itu adalah anggota Tim Kamboja, tim pemakaman jenazah Covid-19 Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) Kabupaten Sragen. MCCC adalah gugus tugas yang dibentuk Muhammadiyah, khusus untuk menangani Covid-19. Sedangkan Tim Kamboja merupakan nama tim pemakaman Covid-19 yang dipakai oleh MCCC seluruh Jawa Tengah.
Adalah Sartono, Koordinator Divisi Tanggap Darurat, Rehabilitasi dan Rekonstruksi MDMC Kabupaten Sragen yang bertindak sebagai koordinator Tim Kamboja tersebut. Pria yang sehari-hari mengelola sebuah barbershop di Sragen menuturkan cerita dibalik foto itu.
“Untuk kegiatan yang di foto itu pemakaman prokes pada hari Rabu, tanggal 12 Mei 2021 atau H-1 menjelang Idul Fitri. Jenazah dari Sragen Wetan, Kecamatan Sragen, Kabupaten Sragen. Kami tidak tahu dari jemaat gereja mana,” kata Sartono saat dihubungi Kamis malam (24/06).
Sartono berkisah, pemakaman dilaksanakan dari pukul setengah sepuluh pagi hingga setengah dua belas siang. “Untuk tim kami ada 5 personil yang terlibat dalam pemakaman tersebut, kebetulan yang masuk di foto itu adalah seorang ustadz di sebuah pondok, jadi ada relawan kami yang berprofesi sebagai ustadz,” kisahnya.
Pemakaman itu, menurut Sartono merupakan pemakaman ke-45 untuk bulan Ramadhan dan yang terakhir sebelum Idul Fitri. “Foto itu pemakaman yang ke-181 dan untuk kondisi terakhir hari ini kami sudah memakamkan 317 jenazah dengan protokol kesehatan Covid-19,” ungkap Sartono.
Menurut Sartono, Tim Kamboja MCCC Kabupaten Sragen yang dia pimpin memang mayoritas adalah personil MDMC dan sampai saat ini personil yang masih aktif didalamnya ada 15 orang. Saat MCCC Kabupaten Sragen pertama kali bulan Mei 2020 dibentuk, belum ada program tim pemakaman, baru ada penyemprotan, sosialisasi, distribusi bahan pangan dan pembagian masker.
“Seiring dengan perkembangan waktu, kasus Covid-19 meledak dan kami melihat banyak sekali kematian, saya secara pribadi berusaha mencari tahu bagaimana sih pemakaman Covid-19 itu. Ketika itu saya bersama salah satu relawan dari lembaga lain turun membantu teman-teman dari relawan RSUD Moewardi Solo. Dari situ saya tahu dan ikut beberapa kali pemakaman,” tutur Sartono.
Berdasarkan penuturan Sartono, waktu itu memang belum ada pihak yang turun untuk pemakaman Covid-19 dari unsur lembaga pemerintah dan satgas-satgas Covid-19 di tingkat desa karena tidak seluruhnya berjalan.
Untuk mengisi kekosongan itu, Sartono beserta relawan dari beberapa organisasi membentuk tim pemakaman Covid-19 gabungan Kabupaten Sragen pada 4 Desember 2020, yang secara komposisi mayoritas relawan MDMC. Baru setelah itu, MCCC Kabupaten Sragen memberi izin untuk membentuk tim pemakaman Covid-19.
Dalam menjalankan tugasnya, tim ini mendapatkan dukungan sumber daya dari beberapa pihak baik dari internal MDMC, Lazismu, takmir masjid, pemerintah desa yang dibantu dan warga yang bersimpati.
Bekerja Dengan Totalitas
Dari 317 pemakaman Covid-19 yang pernah dijalankan hingga tulisan ini dibuat, Tim Kamboja MCCC Kabupaten Sragen memakamkan jenazah Covid-19 tidak kenal waktu. “Kami pernah lakukan pemakaman dari segala macam waktu, waktu Dhuha, Dzuhur, Ashar, Maghrib, setelah Isya’, tengah malam, dini hari. Bahkan jelang Idul Fitri kemarin kami dua kali pemakaman yaitu jam 12 malam dan setelah Shubuh selesai menjelang sholat Id,” ujar Sartono.
Pemakaman Covid-19 terbanyak yang pernah terjadi di Sragen dalam satu hari berjumlah 10 kali, tanggal 21 Mei 2021, dari 10 pemakaman itu, 8 diantaranya dilakukan oleh Sartono dan kawan-kawannya. Mereka juga pernah memakamkan jenazah dengan bobot tubuh kurang lebih 200 kg, ditambah berat peti yang besar serta untuk mengangkatnya dibutuhkan hingga 12 orang relawan. Itu dilakukan di siang hari saat bulan Ramadhan.
Untuk pemakaman jenazah non muslim dalam catatan Sartono ada 14 kali dan mendapatkan sambutan yang baik dari semua pihak. “Apresiasi dari mereka warga non Muslim bagus, mengapresiasi dan justru berterima kasih, tidak ada suara sumbang. Dari warga muslim sendiri pun sama, tidak ada yang komentar negatif,” pungkasnya.
Keberadaan Tim Kamboja MCCC Kabupaten Sragen, terbukti mampu menjadi solusi bagi masalah pemakaman jenazah warga dengan protokol Covid-19. Tidak banyak orang yang dengan penuh kerelaan membantu warga dengan melaksanakan aktifitas beresiko tinggi ini. Mereka adalah para pahlawan yang bekerja dalam sunyi.
(Sapari, Tim Media MDMC PP Muhammadiyah)