SD Muhammadiyah PK Kottabarat Siapkan Dua Skenario Pembelajaran
PWMJATENG.COM, SURAKARTA – Mencermati perkembangan situasi Pandemi Covid-19 yang masih belum menentu, SD Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta merancang dua skenario pembelajaran untuk tahun ajaran 2021/2022, yaitu sistem daring penuh dan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas.
Dua skenario ini sudah dibahas secara maraton melalui focus group discussion (FGD) oleh semua guru dan dimatangkan oleh bidang kurikulum. Jadwal pembelajaran dengan skema dua skenario tersebut juga sudah disusun secara sistematis.
Untuk skenario pertama, apabila pembelajaran menggunakan daring penuh, sekolah sudah menyiapkan perangkat modul bahan belajar dan video pembelajaran yang dibuat oleh guru, serta penambahan kapasitas Zoom Meeting.
Sedangkan apabila menerapkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas, sekolah sudah melakukan simulasi, melengkapi sarana dan prasana protokol kesehatan, serta pembenahan sanitasi sekolah.
Menurut Esti Ambarwati, Wakasek Bidang Kurikulum, sekolah akan menerapkan blended learning apabila PTM jadi diterapkan. Nantinya, guru mengajar di kelas dengan jumlah siswa terbatas, kemudian sebagian siswa mengikuti pembelajaran dari rumah melalui Zoom Meeting.
“Jadi, antara siswa dengan guru, baik di sekolah maupun di rumah tetap bisa berinteraksi secara langsung melalui media Zoom meeting, termasuk untuk menyapa maupun tanya jawab,” ujarnya.
Dia tidak menampik bahwa pada saat simulasi guru mengalami kerepotan karena harus menyiapkan perangkat pembelajaran sekaligus perangkat teknologi informasi.
“Tapi kita sudah mengevaluasi dan kemudian mengantisipasi celah-celah kelemahan dari sistem tersebut, sehingga apabila benar-benar dijalankan guru dan siswa sudah siap,” ungkapnya.
Ia juga menekankan bahwa pihak sekolah terus mengikuti perkembangan berbagai kebijakan yang digulirkan pemerintah terkait dengan model pembelajaran yang akan diterapkan pada tahun ajaran baru mendatang.
“Prinsipnya sekolah kami sudah siap menerapkan model pembelajaran daring maupun tatap muka, yang terpenting hak anak untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas tetap terpenuhi,” tegasnya. (Muhamad Arifin/Humas SD Muhammadiyah PK Kottabarat Surakarta)