Dalam Berkiprah Sebagai Relawan, Perempuan Bisa Apa?
Dalam pandangan Muhammadiyah, perempuan memiliki posisi yang sama dalam berkiprah, karena sejak awal berdirinya KH. Ahmad Dahlan sudah menaruh perhatian perempuan, sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam.
Ahmad Dahlan merupakan kiai yang sangat progresif. Jika tidak progresif, tidak mungkin berdiri Aisyiyah dan perempuan akan terus berada di belakang. KH. Ahmad Dahlan menempatkan perempuan pada porsi yang benar sebagaimana dalam nilai-nilai Islam.
Mencermati QS An-Nahl ayat 97, “Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”
Maka di Muhammadiyah, kiprah perempuan tidak dibatasi dalam satu ruang lingkup dan bidang tertentu. Begitu banyak bidang yang bisa dijadikan tempat perempuan Muhammadiyah berkiprah, salah satunya adalah kebencanaan.
Adalah Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB) sebagai salah satu lembaga di Aisyiyah, yang selalu hadir ditengah masyarakat berkiprah mendampingi Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB) Muhammadiyah atau lebih dikenal sebagai Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) dalam penanganan bencana di berbagai daerah. LLHPB Aisyiyah dan MDMC menjadi wadah bagi para perempuan Muhammadiyah untuk berkiprah dalam dunia kebencanaan.
Sesuai judul tulisan ini, pertanyaannya adalah perempuan bisa lakukan apa sebagai relawan kebencanaan? Dari pengalaman saya di lapangan, ada banyak hal yang dapat perempuan sumbangkan lewat kegiatan kebencanaan, yang sudah familier adalah pada bagian logistik, dapur umum, tim medis dan psikososial. Di keempat bidang ini, peran perempuan sangat menonjol, tidak kalah dengan relawan laki-laki.
Namun selain itu, selama ini ada juga para perempuan yang berperan sebagai admin data informasi, admin pembangunan hunian, bahkan anggota tim SAR dan driver emergency pun bisa dilakukan. Semua itu dilakukan sesuai keahlian yang dimiliki.
Dalam dunia kebencanaan, sebagaimana bidang lain menguasai kompetensi-kompetensi tertentu bagi perempuan juga merupakan sebuah tuntutan mutlak. Oleh karena itu dibutuhkan juga berbagai pelatihan terkait kebencanaan. Pelatihan-pelatihan tersebut tentu sangat bermanfaat bagi para relawan perempuan dalam meningkatkan kiprahnya dalam kebencanaan, bahkan berlatih berenangpun bermanfaat, minimal mampu menyelamatkan diri sendiri.
LLHPB Aisyiyah sebagai lembaga yang bergelut dalam dunia kebencanaan, juga bisa menjadi tempat ideal dalam mengkader para AMM putri menjadi generasi penerus perempuan berkemajuan dan membuktikan kiprahnya dalam dunia kebencanaan.
Namun demikian, menurut penulis sudah selayaknya pula bagi para perempuan bergerak dalam pergerakannya, tidak lupa untuk tetap selalu menjaga marwah dan kodratnya sebagai perempuan islam. Berpegang teguh dan mengingat selalu akan hadirnya didunia ini, sama kedudukannya dengan pria dalam hal beramal soleh, namun tetap perhatikan norma kodratnya sebagai perempuan.
Jiwa korsa sebagai relawanpun turut pula menjadi perhatian manakala harus turun ke lapangan dalam berkiprah. Izin keluarga khususnya suami menjadi prioritas utama dalam bergerak juga harus sudah selesai dengan urusan dirinya sendiri. Segera memantaskan diri dalam pemprioritasan kegiatan untuk disinergikan dengan kodratnya sebagai perempuan.
Di momentum hari kesiapsiagaan bencana tahun 2021 yang diperingati pada hari ini 26 April, masih bernuansa pandemi, penulis mengajak para perempuan berkemajuan di Aisyiyah terutama yang berkhidmad dalam kebencanaan, mari tetap konsisten jaga protokol kesehatan dimanapun berada, serta perkuat semangat menjadikan Aisyiyah siap untuk selamat.
Senin, 26/4/2021 M
14 Ramadhan 1442 H
Penulis:
Deny Ana I’tikafia
Wakil ketua PDA Jepara
Koordinator bidang LLHPB.