PWMJATENG.COM, SEMARANG – Ketua Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah, Iwan Juanedi angkat bicara mengenai alasan Menteri Pendidikan, Nadiem Makarim mengizinkan sekolah tatap muka atau luring di bulan Juli 2021.
“Hal penting yang harus digaris bawahi ketika sekolah akan dilakukan tatap muka yakni adanya jaminan dari pemerintah, khususnya sekolah sudah memastikan jika pembelajaran tatap muka dilaksanakan aman dari penyebaran covid-19. Bukan karena hanya mengkhawatirkan dampak adanya pernikahan dini meningkat”, ujar Iwan Junaedi. Jumat(19/03)
Tidak hanya mengandalkan jaminan daai pemerintah, namun harus disertakan ada hal mendasar sekolah luring diberlasungkan, misalkan ada pembelajaran yang sulit dilakukan dengan PJJ, dan pengembangan karakter yang hanya bisa dilakukan di sekolah. “Misal saja anak SMK yang mata pelajarannya banyak praktik untuk kompetensi keahlian dan pengembangan karakter di sekolah seperti rasa cinta nya pada sekolah”, tambahnya.
Dari hasil riset yang telah dilakukan oleh pihak Menteri Pendidikan menyatakan risiko penyebaran covid-19 terhadap anak-anak masih tergolong rendah. Secara global sudah dilakukan berbagai macam riset menemukan bahwa anak-anak itu infeksi rate petama lebih rendah dari orang yang lebih dewasa.
“Dari saya, secara umum, pembelajaran tatap muka dilakukan bukan pada alasan dampak BDR yang belum didukung dengan riset, seperti alasan dampak pernikahan dini yang terjadi dari sebuah kasus. Tapi karena siswa yang memasuki jenjang yang lebih tinggi belum mengalami proses belajar mengajar pada sekolah yang baru, dan disini akan muncul permasalahan psikolgis yang bersifat permanen, jika terlalu lama BDR”, ujarnya
Pemerintah menyikapi sekolah luring berlangsung aman, apabila guru-guru telah melakukan vaksin. Ketika telah melakukan vaksin, sekolah harus mulai memberikan opsi tersebut.
Penulis Faziatul Khusnah . Editor Ahmad Basyiruddin