Dilahirkan untuk Ber-Muhammadiyah
oleh Muhammad Adam Ilham Mizani (Guru SMK Muhammadiyah 5 Surakarta)
Pesan langit untuk sang Surya
Mengawali tulisan ini,ingin mengingat kembali sebuah pesan yang menurutku membekas sampai saat ini. Sebelum pergi merantau kuliah di Solo. ada sebuah pesan yang selalu tersimpan dalam hati dan pikiran. inilah pesannya (berbahasa lokal ).’Dam, Solo kuwe kotane ora gede, tapi akeh kajian pirang-pirang,organisasi wong Islam ya akeh,pesenku siji maring awakmu,wis cukup siji bae ngaji ning Muhammadiyah ,Insya Allah bener dan pas ngago mahami karo ngamalkan ajaran Islam ‘, (Dam, Solo itu kotanya tidak besar,namun banyak kajian bermacam-macam,organisasi umat Islam banyak,pesan satu buat kamu , sudah cukup satu saja ngaji dimuhammadiyah, Insya Allah benar (sesuai ) dan cukup untuk memahami ajaran Islam dan mengamalkanya). Apa yang dikatakan orangtua,dengan pesan tersebut, memiliki arti jika sudah memilih jalan berdakwah pada perahu pilihanya,diperlukan jiwa konsistensi yang tinggi untuk menemukan kesadaran dan keyakinan secara universal tentang pemahaman agama menurut perahu pilihanya.
Mengenal Muhammadiyah dari keluarga
Rangkain pesan itu disampaikan orangtuaku. Disitulah salah satu cara aku dilahirkan untuk selalu belajar berdakwah bersama Muhammadiyah.banyak jalan dan proses seseorang untuk mengenal muhammadiyah. Muhammadiyah menerima dari berbagai sudut arah dan kondisi apapun. Mengenal muhammadiyah dari keluarga,adalah salah satu hal yang saya alami. Bagaimana cara keluarga mengenalkan dakwah Muhammadiya?
pertama, memasukan disekolahMuhammadiyah. saat dibangku sekolah, wawasan keislamaan seperti tata cara wudhu,bacaan dan gerakan sholat , baca doa sehabis sholat jangan keras-keras (cukup dalam hati),tidak berjabat tangan sehabis sholat,memakai pakaian sholat harus yang terbaik, tidak harus pakai sarung,gamis,baju koko. tidak mengharuskan Qunut disaat sholat subuh, sholat tarawih 11 Rakaat dan lain sebagainya. saat itu belum tau alasanya. kenapa doktrin itu menguat pada benak pikiran dan menyakinan bahwa itu benar. terjawab sudah saat mengikuti kajian kajian Muhammadiyah. Mengambil sumber hukum Islam tidak dari satu sisi tapi diambil dari semua sisi yang paling hasan dan shoheh. Saat itulah terjawab dengan sendirinya,ternyata Muhammadiyah tidak berfaliasi pada mazhab tertentu.
Mengapa penting sekolah di Muhammadiyah? selain menghidupkan Amal Usaha Muhammadiyah ( AUM) , disekolah Muhammadiyahlah kita akan belajar tentang arti kekuatan dasar membangun ideologi (keyakinan ) keislamaan bermuhammadiyah. Jika sampai hari ini banyak pengurus ,simpatisan dan tokoh meragukan sekolah di Muhammadiyah, sama halnya mereka tidak yakin (meragukan) tentang dakwah keislamaan muhammadiyah.
Kedua,Mengikuti aktivitasmasyarakat, cara selanjutnya mengikuti segala aktivitas yang dilakukan orangtua . Waktu kecil saat duduk dibangku sekolah dasar (SD). momen ramadhan , terutama kegiatan cinta subuh , saat itu masa dimana pengen jalan-jalan diwaktu pagi, orangtua selalu mendoktrin untuk ikut kajian walaupun jamaahnya orangtua dan mayoritas kaum ibu-ibu, tidak boleh mengikuti acara tahlilan, dijadikan panitia pelaksanaan zakat fitrah dan Qurban. Hal yang unik dikajian Muhammadiyah saat itu, bikin mengantuk dan jarang ada ketawa. Beda dengan kajian tetangga sebelah sampai jamaah terbahak-bahak. Keistimewaan kegiatan Muhammadiyah,selalu menggunakan tempat AUM,seperti tempat pendidikan .Setiap langkah apa yang di ikuti selama berproses mencari makna Muhammadiyah ditengah masyarakat, harus dibuktikan dengan pengamalan nyata memahami dakwah dilingkungan masyrakat dan berani berinteraksi sosial walaupun beda pandangan. Penulis menilai subtansi Muhammadiyah ada pada bentuk pengamalan nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Dari rangkain cerita jejak diatas,ada dua point penting untuk menjadi warga muhammadiyah yang loyal menurut penulis. Pertama, hidupkan dan sempurnakan segala Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) terutama pendidikan. Ruh muhammadiyah itu ada pada pendidikan. kedua . untuk menemukan muhammadiyah yang sebenarnya adalah dengan pengamalan nyata untuk masyarakat. (*)