Sebanyak 27 Pejuang Lazismu Kendal Menyerbu PDM Banyumas untuk Sharing Peningkatkan Kualitas Zakat
PWMJATENG.COM, KENDAL – Sebanyak 27 pejuang Lazismu yang terdiri dari para punggowo, pengurus Lazismu di Kendal dan jajaran eksekutifnya pada Senin – Selasa (26 – 27/3) menyerbu, mendatangi kantor PDM Banyumas. Kehadiran mereka dengan 5 armada tersebut semata – mata untuk mencari ridho Allah, ingin menggerakkan zakat di daerahnya agar lebih berkualitas, masif dan terstruktur dalam rangka meningkakan kesejahteraan ummat. Kedatangan ke 27 pejuang zakat itu dipimpin oleh ketua Lazismu Kendal, H. Sutiyono dan didampingi koordinator bidang Lazismu PDM Kendal, H. Djamzuri. Mereka diterima langsung oleh PDM Banyumas, H. Ibnu Hasan, dan direktur eksekutif Lazismu setempat Sabar Waluyo.
“ Kedatangan kami untuk penerima pencerahan dan yang lebih spesifik lagi tentang penerapan keuangan Lazismu Kendal melalui satu rekening. Kami juga memiliki 6 buah mobil Lazismu, tetapi belum ada SOP “ kata Sutiyono saat menyampaikan maksud dan tujuan kedatangannya.
Dikatakan oleh Pak U, begitu panggilan akrabnya, bahwa akar zakat Muhammadiyah di Kendal adalah Bapelurzam (Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah) berpusat di cabang Weleri, dan ketika undang – undang zakat disampaikan belum bisa diikuti. Sedangkan terkait dengan keberadaan kotak filantropi melalui Lazismu Kendal, Sutiyono menilai cukup baik dengan adanya PCM kecil, semisal cabang Singorojo yang baru memiliki AUM TK tetapi mampu melaksanakannya sampai bulan ke 5, meskipun ada cabang besar yang menolak kotak filantropi tersebut.
“ Kami apresiasi kepada PCM Singorojo yang telah mampu melaksanakan kotak filantropi dengan baik “ puji Sutiyono.
Kunjungan rombongan tersebut dalam pelaksananya terbagi dalam 2 kelompok, yaitu unsur pimpinan yang menerima pencerahan tentang Lazismu dengan segala ketentuan dari pemerintah maupun persyarikatan, sedangkan jajaran eksekutif bersifat pembelajaran tentang sumber dana ummat Muhammadiyah dan sirkulasi keuangan Lazismu melalui satu rekening.
Dalam pencerahan, Ibnu Hasan menyatakan bahwa kata kunci Lazismu ada di kebijakan PDM dan tidak terlalu birokratis. “ Jika yang membidangi Lazismu berhalangan, maka saya sebagai ketua PDM mewakilinya, dan itu biasa terjadi di Banyumas “ ujarnya, “ di Muhammadiyah “, lanjutnya” tidak mengenal terlalu birokratis, dan harus berjalan bersama sesuai kepentingan dakwah “
Menurut Ibnu ada tiga hal ideal dalam perjalanan Lazismu, yaitu kebijakan PDM, belajar lebih untuk kesempurnaan, dan manajemen yang baik, satu atap.
“ Kebijakan Lazismu berada di tangan PDM dan pelaksanaannya berada di Lazismu. Dana untuk akomodasi kami penuhi, PDM hanya ingin Lazismu harus bagus, jangan sampai kalah dengan perbankkan, bisa meningkatkan jumlah muzakki, dan jumlah pengumpulan zakatnya. Dalam tasyaruf Lazismu diminta untuk memberikan hak – hak mustakhiq dengan manajemen yang bagus, tidak asal bagi, tapi harus ada survei dan data yang jelas “ beber Ibnu.
Dikatakan pula Lazismu bertanggungjawab terhadap muzakki dan mustakhiq melalui manajemen transparansi informasi, yaitu Lazismu harus diaudit meskipun sebagai tahap awal melalui audit internal.
“ Dengan audit terhadap Lazismu, masyarakat akan lebih cinta berzakat di Lazismu, karena pertanggungjawabnnya bagus “
Tentang Lazismu dengan manajemen satu atap dijelaskan oleh Ibnu mengandung dua pemahaman, yaitu seluruh dana ummat, infaq, shodaqoh zakat, dan dana sosial disimpan oleh satu atap, yaitu Lazismu, dan dari aspek hukum selain Lazismu lemah, karena undang – undangnya jelas, yang memiliki hak mengelola dana ummat di Muhammadiyah adalah Lazismu (A. Ghofur/MPI Kendal)