Menyalakan Budaya Bergerak: Semangat Siswa SMP Muhammadiyah 5 Kandangan Menuju Panggung FORDA Kormi Jateng 2025 di Surakarta

PWMJATENG.COM,TEMANGGUNG – Aroma kompetisi berbalut kegembiraan mulai terasa di Jawa Tengah menjelang perhelatan besar Festival Olahraga Rekreasi Daerah (FORDA) KORMI Jateng 2025 yang akan dipusatkan di Kota Surakarta. Tahun 2025 bukan hanya pergantian kalender, tetapi momentum untuk menyalakan kembali budaya bergerak (active lifestyle) di tengah masyarakat.
Di antara gelombang antusiasme itu, SMP Muhammadiyah 5 Kandangan turut menorehkan jejaknya dengan mengirimkan delegasi terbaik pada dua cabang olahraga (Inorga): Wushu dan Panahan.
FORDA bukan sekadar ajang mencari yang tercepat atau terkuat. Di bawah naungan KORMI, festival ini mengusung semangat kebersamaan, keceriaan, dan kesehatan. Ia menjadi ruang bagi masyarakat dari berbagai penjuru—kota, desa, pesisir, hingga lereng gunung—untuk merayakan hidup aktif dan bugar.
Semangat itu pula yang dipegang oleh kontingen SMP Muhammadiyah 5 Kandangan. Keikutsertaan mereka menjadi bukti bahwa budaya olahraga telah tumbuh kuat di lingkungan sekolah Muhammadiyah. Para siswa tak hanya berperan sebagai atlet, tetapi juga sebagai duta gaya hidup sehat yang siap menebarkan energi positif bagi masyarakat.
Pemilihan dua cabang olahraga ini membawa filosofi yang mendalam.
Wushu
Olahraga yang memadukan seni bela diri dan estetika gerak ini menuntut disiplin tinggi. Para siswa telah berlatih berbulan-bulan untuk mengasah kelenturan, kekuatan, dan ketenangan pikiran. Bagi mereka, tampil di FORDA bukan sekadar bertanding, tetapi menghadirkan pertunjukan yang menginspirasi publik untuk mencintai aktivitas fisik.
Panahan
Cabang ini menuntut fokus, kontrol emosi, dan ketenangan. Dalam perspektif pendidikan Islam, memanah juga memiliki nilai sunnah sehingga menjadi latihan fisik sekaligus spiritual. Anak-anak Kandangan belajar bahwa untuk mengenai sasaran yang tepat, dibutuhkan ketenangan di tengah hiruk-pikuk—sebuah filosofi yang relevan bagi kehidupan mereka sehari-hari.
Bagi pihak sekolah dan pelatih, perjalanan menuju FORDA adalah proses pendidikan karakter. Di tengah maraknya gaya hidup sedenter akibat gawai, para siswa diajak memperkuat budaya bergerak.
“Ini adalah tentang menyalakan kembali budaya bergerak,” ungkap salah satu pelatih. “Ketika siswa berlatih, mereka sedang mengirim pesan bahwa bergerak itu menyenangkan, bahwa berkeringat itu menyehatkan.”
Persiapan dilakukan ketat: latihan fisik, strategi, hingga simulasi pertandingan. Namun inti utamanya tetap pada pembentukan mental—menikmati proses, merayakan kemajuan kecil, dan siap bersanding dengan ribuan pegiat olahraga rekreasi dari seluruh Jawa Tengah.
Sebagai tuan rumah, Surakarta akan menghadirkan panggung megah bagi para pegiat olahraga rekreasi. Namun sesungguhnya, kemegahan FORDA berada pada partisipasi masyarakatnya—termasuk siswa SMP Muhammadiyah 5 Kandangan yang akan menjadi bagian dari mozaik gemilang tersebut.
Di sana, mereka akan bertemu dengan pegiat olahraga tradisional, senam kreasi, olahraga petualangan, dan inorga lainnya. Semua dalam semangat yang sama: Sehat, Bugar, Gembira, Luar Biasa.
Dukungan penuh dari sekolah, orang tua, dan masyarakat Kandangan menjadi bahan bakar bagi para atlet muda. Harapan yang disematkan bukan semata kemenangan, tetapi pengalaman, sportivitas, dan persaudaraan.
Partisipasi SMP Muhammadiyah 5 Kandangan menjadi pengingat bahwa olahraga rekreasi adalah milik semua orang. Tidak harus menjadi atlet profesional untuk ikut merayakan gerakan hidup sehat.
Dari lapangan sekolah di Kandangan menuju gelanggang Surakarta, para siswa membawa pesan sederhana namun kuat:
Mari bergerak, mari bangkit. Jadikan FORDA Jateng 2025 sebagai perayaan kesehatan, kegembiraan, dan kebersamaan.
Surakarta menanti.
Jawa Tengah bersiap.
Salam Olahraga Masyarakat!
Editor: Al-Afasy



