Raih Beasiswa Riset, Alumni Gizi UMS Siap Berkontribusi untuk Kesehatan Lansia Dunia

PWMJATENG.COM, SURAKARTA – Prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh alumni Program Studi Gizi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Saminur Fauzan, S.Gz, yang kini melanjutkan studi Master by Research di International Islamic University Malaysia (IIUM). Ia menegaskan bahwa peluang beasiswa riset masih terbuka sangat luas, namun belum banyak mahasiswa yang memahami mekanisme dan akses informasinya.
Fauzan menceritakan awal mula ia menemukan peluang tersebut. “Saya mencari informasi lewat LinkedIn, melihat berbagai kesempatan master riset. Setelah menemukan program yang sesuai bidang, saya mendaftar, melalui seleksi berkas dan wawancara, dan alhamdulillah diterima,” jelasnya, Kamis (4/12).
Menurutnya, Master by Research memberikan pengalaman berbeda dibanding program berbasis coursework yang umum di Indonesia. Mahasiswa terlibat langsung pada riset nyata sesuai minat akademiknya.
“Belajarnya learning by doing. Kita fokus pada topik yang kita sukai karena risetnya bisa kita pilih sendiri,” terangnya.
Ia menambahkan, jalur riset membuka peluang percepatan studi ke jenjang doktor. “Di Malaysia dan Inggris, mahasiswa bisa menjalankan master satu tahun lalu upgrade ke PhD dalam dua tahun. Jalur ini sangat prestis dan dibutuhkan di dunia profesional,” paparnya.
Saat ini, Fauzan tengah meneliti Malnutrition Sarcopenia Syndrome, kondisi yang banyak menyerang lansia di atas 60 tahun. Ia mengembangkan protokol layanan terintegrasi yang melibatkan ahli gizi, dokter, dan fisioterapis agar deteksi dan intervensi dapat dilakukan lebih cepat dan tepat.
“Selama ini malnutrisi dan sarcopenia ditangani terpisah, padahal keduanya sangat terkait. Jika tidak ditangani, risikonya bisa meningkatkan angka kematian dan memperpanjang lama rawat di rumah sakit,” jelasnya.

Riset tersebut ditargetkan menghasilkan berbagai luaran, termasuk patent, dua artikel Scopus, serta rekomendasi kebijakan untuk Kementerian Kesehatan Malaysia dan pedoman layanan rumah sakit. Penelitian ini disebut sebagai salah satu riset pertama di Asia Tenggara yang membahas topik tersebut secara komprehensif.
Bagi Fauzan, pengalaman sebagai Graduate Research Assistant memberikan nilai profesional yang signifikan. Ia menilai kebutuhan tenaga peneliti lintas disiplin di luar negeri jauh lebih besar dibandingkan di Indonesia.
“Lulusan Master by Research dan PhD bisa masuk industri, menjadi penasihat, chairman, hingga tim ahli. Karena industri di luar negeri banyak menciptakan dan meneliti hal-hal baru,” ungkapnya.
Fauzan berharap risetnya tidak hanya memberi manfaat bagi Malaysia, tetapi juga dapat diadopsi untuk memperbaiki layanan kesehatan lansia di Indonesia.
“Populasi lansia terus meningkat. Penelitian ini diharapkan dapat diterapkan di banyak negara, termasuk Indonesia, bahkan menjadi bagian dari konsensus global,” ujarnya.
Sebagai alumni UMS, Fauzan ingin terus berkontribusi dan membawa nama baik bangsa. “Semoga bisa memberi manfaat luas, melahirkan kebijakan positif untuk kesejahteraan lansia, dan menjadi kebanggaan diaspora Indonesia serta alumni UMS,” pungkasnya.
Kontributor: (Fika/Humas)
Editor: Al-Afasy



