SD Muhammadiyah 1 Solo Peringati Hari Guru dengan Obor Pencerahan

PWMJATENG.COM, SOLO – SD Muhammadiyah 1 Solo memperingati Hari Guru SD Muhammadiyah 1 Solo dengan tema “Guru Hebat Indonesia Kuat” yang digelar di Lapangan Sekolah Sehat, Selasa (25/11/2025). Dalam sambutannya, Kepala Sekolah Sri Sayekti menyebut para guru Muhammadiyah sebagai “pembawa obor pencerahan” bagi generasi bangsa.
Sayekti menjelaskan bahwa guru Muhammadiyah memiliki peran strategis dalam membangun peradaban bangsa sejak awal berdirinya Republik Indonesia.
“Mereka bukan hanya mengajar, tetapi membangun masyarakat, merawat keberagaman, dan menanamkan semangat kebangsaan. Salam anak Indonesia hebat,” ujarnya.
Ia juga mengajak guru untuk mengokohkan pendidikan karakter sebagai fondasi penting di tengah kemajuan teknologi. Transformasi digital, perubahan sosial, dan tuntutan kompetensi global menurutnya harus dijawab dengan peningkatan kapasitas guru secara berkelanjutan.
“Di sinilah keunggulan guru Muhammadiyah yang membangun manusia utuh, unggul dalam ilmu, kokoh dalam akhlak, dan peduli pada kemanusiaan,” tambahnya.
Selain itu, Sayekti menekankan pentingnya pengenalan computational thinking secara bertahap bagi siswa. Pemanfaatan koding dan Kecerdasan Artifisial (KKA) disebutnya dapat menjadi alat bantu pembelajaran yang efektif ketika dikelola dengan etika sesuai nilai Islam.
“Dengan penguasaan KKA, siswa Muhammadiyah dapat menjadi generasi yang kompetitif secara global, namun tetap berpijak pada moralitas dan kemaslahatan,” jelasnya.
Pendidikan karakter, lanjutnya, harus tetap menjadi dasar penguatan teknologi. Nilai-nilai seperti kejujuran, amanah, disiplin, tanggung jawab, empati, serta growth mindset perlu terus ditanamkan. Kemampuan bekerja sama dalam keberagaman dan keteguhan pada nilai Islam berkemajuan menjadi fondasi pembentukan generasi unggul.
Sayekti menutup sambutannya dengan mengingatkan kembali keteladanan guru dalam tradisi pendidikan Muhammadiyah. “Sejak 1912, ketika Kiai Haji Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah, pendidikan telah menjadi jantung gerakan pembaruan. Keteladanan tetap menjadi metode pendidikan paling kuat,” ucapnya sambil tersenyum.
Kontributor: Dwi Jatmiko, M.Pd.
Editor: Al-Afasy



