Dai Diminta Perkuat Personal Branding Digital untuk Dakwah Berkemajuan

PWMJATENG.COM, SOLO – Penguatan personal branding bagi para Dai menjadi fokus utama dalam pelatihan yang digelar di Ruang Komite SD Muhammadiyah 1 Solo, Jawa Tengah, bertepatan dengan peringatan Hari Guru Nasional (HGN) bertema “Guru Hebat Indonesia Kuat”, Selasa (25/11/2025). Kegiatan ini menghadirkan Sekretaris DPW Hidayatullah DIY–Jawa Tengah Bagian Selatan, ustaz Dr. Muhammad Nur Islam.
Ustaz Muhammad Nur Islam menegaskan bahwa seorang Dai masa kini perlu membangun citra diri yang kuat, berilmu, dan berpengaruh agar mampu menjawab tantangan dakwah digital. Menurutnya, Dai harus tampil sebagai sosok berakhlak, produktif, dan memiliki kemandirian finansial.
“Alhamdulillah hari ini belajar bersama guru inspiratif, Pak Dwi Jatmiko, yang dikenal dengan Branding Dai Champions Standardisasi MUI Pusat,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa kemampuan bercerita dan menulis merupakan salah satu cara termudah untuk membangun kepercayaan publik. “Ceritakanlah kepada dunia tentang harapan melalui blog atau media sosial. Hari ini saya berlatih bagaimana menulis berita sesuai SEO,” katanya.
Pemateri sekaligus Humas SD Muhammadiyah 1 Solo, Dwi Jatmiko, menjelaskan pentingnya memahami prinsip dasar penulisan SEO (search engine optimization). Menurutnya, survei kata kunci sederhana melalui Google perlu dilakukan sebelum menulis naskah.
“Jumlah kata minimal 300, gunakan kata transisi seperti ‘oleh karena itu’, ‘kemudian’, atau ‘namun’. Variasikan kosakata dengan bantuan Tesaurus daring agar tulisan lebih kaya dan unik,” terangnya.
Ia menambahkan bahwa algoritma Google saat ini menilai keunikan bahasa dan struktur artikel. Karena itu, penulis berita harus selalu memperhatikan unsur 5W+1H agar informasi yang disampaikan lengkap dan mudah dipahami pembaca.
Pimpinan MPKSDI PDM Solo itu menegaskan bahwa guru maupun Dai harus terus beradaptasi dengan perkembangan zaman. Sikap konservatif yang menolak perubahan hanya akan menghambat kemajuan dakwah dan pendidikan.
“Perubahan berkemajuan dimulai dari ruang kelas, tanpa menunggu perintah dan tanpa mementingkan diri sendiri. Menulislah dengan pendekatan human interest sehingga mampu menyentuh perasaan pembaca,” pesannya.
Kontributor: Dwi Jatmiko, M.Pd.
Editor: Al-Afasy



