Berita

Momen Haru di Hari Guru 2025: Siswa MI Muhammadiyah Baledu Persembahkan “Kado Cinta” untuk Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

PWMJATENG.COM, KANDANGAN, TEMANGGUNG — Suasana pagi di halaman Madrasah Ibtidaiyah (MI) Muhammadiyah Baledu terasa berbeda pada Selasa (25/11/2025). Sinar matahari hangat menyambut ratusan siswa yang berbaris rapi dengan seragam lengkap. Namun, tangan-tangan mungil mereka tidak kosong. Ada yang membawa bungkusan kado, setangkai bunga, hingga surat kecil berisi tulisan tangan—sebuah pemandangan yang langsung mencuri perhatian.

Bertepatan dengan peringatan Hari Guru Nasional 2025, MI Muhammadiyah Baledu menggelar rangkaian acara istimewa. Bukan sekadar upacara formal, tetapi sebuah persembahan cinta dan penghargaan dari siswa untuk guru-guru mereka. Acara ini menjadi bentuk penghormatan tulus atas dedikasi para pendidik yang tak kenal lelah mencerdaskan kehidupan bangsa.

Suasana haru pecah usai upacara selesai. Dipandu oleh perwakilan siswa, anak-anak didik menghampiri bapak dan ibu guru yang berjajar di halaman sekolah. Dengan senyum malu-malu namun penuh ketulusan, mereka menyerahkan kado sederhana yang telah disiapkan dari rumah.

Ada yang memberikan cokelat, kerajinan tangan buatan sendiri, hingga buket bunga yang dipetik dari pekarangan rumah. Namun, momen yang paling menyentuh adalah ketika para siswa mencium tangan guru mereka dengan takzim sambil berucap lirih:

“Terima kasih, Bu Guru…”
“Selamat Hari Guru, Pak…”

Tak sedikit guru yang meneteskan air mata melihat ketulusan anak-anak. Kebahagiaan sederhana itu menghadirkan kehangatan yang sulit dilukiskan dengan kata-kata.

Kepala MI Muhammadiyah Baledu, dalam sambutannya, mengingatkan bahwa makna kegiatan ini bukan terletak pada nilai benda, tetapi pada nilai adab:

“Hari ini kita tidak melihat harga sebuah barang. Yang kita saksikan adalah bukti bahwa benih-benih adab, rasa hormat, dan syukur telah tumbuh dalam hati anak-anak. Inilah pendidikan karakter yang sesungguhnya.”

Peringatan Hari Guru tahun ini menguatkan pesan penting mengenai adab sebelum ilmu. Dalam tradisi pendidikan Islam, guru dimuliakan bukan karena kedudukannya, tetapi karena ia adalah penjaga, pengarah, sekaligus penuntun jalan ilmu.

Guru bukan hanya penyampai materi pelajaran; mereka adalah orang tua kedua yang membentuk jiwa dan karakter anak. Ketika siswa menghormati guru, pada hakikatnya mereka sedang membuka pintu kemudahan dalam menuntut ilmu.

Budaya memuliakan guru membawa manfaat besar:

  1. Melatih ketawaduan siswa—hati yang rendah dan hormat ibarat lembah yang siap menerima aliran ilmu.
  2. Membangun hubungan emosional positif—guru yang dihargai mengajar dengan penuh kehangatan, dan semangat ini menular kepada siswa.
  3. Menciptakan suasana belajar yang kondusif—karena ada saling percaya dan saling menghormati.

Di tengah kemajuan teknologi dan munculnya kecerdasan buatan (AI) pada era 2025, peran guru tetap tidak tergantikan. Mesin dapat menyediakan informasi, tetapi tidak bisa memberikan kasih sayang, keteladanan, maupun sentuhan kemanusiaan yang membentuk karakter.

Istilah “Pahlawan Tanpa Tanda Jasa” tidak boleh menjadi slogan tahunan. Guru adalah fondasi bangsa. Mereka bangun paling pagi, mengajar dengan kesabaran seluas samudera, menyiapkan bahan pelajaran, membina karakter, hingga sering kali membawa pekerjaan pulang ke rumah. Namun, di tengah segala kelelahan itu, mereka tetap tersenyum ketika melihat seorang anak berhasil membaca satu kata atau mengerjakan satu soal.

Itulah kebahagiaan yang tak ternilai bagi seorang guru.

Acara di MI Muhammadiyah Baledu ini menyampaikan pesan kuat kepada masyarakat: menghargai guru adalah tanggung jawab bersama.

Penghormatan kepada guru:

  • tidak harus menunggu tanggal 25 November,
  • tidak selalu berupa hadiah,
  • tetapi dapat berupa dukungan, doa, dan penghormatan atas pengabdian mereka.

Sinergi antara guru, orang tua, dan masyarakat adalah kunci keberhasilan pendidikan. Mari bersama-sama menghentikan segala bentuk perundungan dan kriminalisasi terhadap guru. Sebaliknya, mari memuliakan mereka sebagaimana kita ingin memuliakan masa depan anak-anak kita.

Kegiatan ditutup dengan doa bersama dan sesi foto. Wajah ceria para siswa dan senyum haru para guru menjadi warna indah penutup Hari Guru Nasional 2025 di MI Muhammadiyah Baledu.

Kado-kado itu mungkin akan habis atau usang oleh waktu, tetapi ketulusan, cinta, dan adab yang terpancar hari ini akan abadi di hati setiap orang yang menyaksikannya. Teruslah menjadi pelita yang tak pernah padam, wahai Pahlawan Tanpa Tanda Jasa.

Editor: Al-Afasy

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE