Lokakarya Sekolah Perempuan Plus 2025: Ajang Diseminasi Produk dan Kolaborasi Ormawa

PWMJATENG.COM, Grobogan — Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Ahmad Dahlan Universitas Muhammadiyah Semarang kembali melanjutkan rangkaian Sekolah Perempuan Plus 2025 di Desa Kandangrejo, Kecamatan Klambu, Kabupaten Grobogan, pada 19 Oktober 2025. Kegiatan pada Chapter-19 ini memasuki tahap lokakarya dan diseminasi produk sebagai ruang bagi peserta untuk menampilkan hasil pelatihan sekaligus memperkuat kolaborasi antarmahasiswa.

Pada sesi ini, peserta Sekolah Perempuan Plus memamerkan beragam produk hasil pendampingan, meliputi keterampilan tata rias dan olahan kuliner berbasis potensi lokal. Sejumlah organisasi mahasiswa dari berbagai universitas juga hadir untuk menampilkan karya dan inovasi sosial mereka, menciptakan suasana kolaboratif yang inspiratif.
Ketua Tim Pelaksana, Reffi Naufal Setiawan, menyampaikan bahwa lokakarya ini merupakan tahapan penting setelah berbagai pelatihan yang telah berlangsung sejak awal program.
“Kami ingin memastikan bahwa hasil pelatihan tidak berhenti hanya pada peserta, tetapi juga dikenal oleh masyarakat luas sehingga membuka peluang ekonomi baru bagi perempuan Desa Kandangrejo,” jelasnya.
Salah satu peserta, Ibu Sulastri, mengungkapkan rasa bangga dan semangatnya atas kesempatan mengikuti kegiatan ini.
“Saya bangga bisa menampilkan hasil olahan saya sendiri. Lewat kegiatan ini, saya jadi lebih percaya diri untuk memasarkan produk saya ke luar desa,” ujarnya.

Kegiatan ini juga disambut positif oleh organisasi mahasiswa yang turut hadir. Noviana Supriatin, ketua tim pelaksana PPK Ormawa IMM Ar-Fachruddin, menekankan pentingnya kontribusi mahasiswa dalam pemberdayaan masyarakat.
“Kami senang bisa terlibat dalam kegiatan yang langsung bersentuhan dengan warga. Program seperti ini membuka ruang bagi mahasiswa untuk berkontribusi nyata, tidak hanya di kampus tetapi juga dalam membangun masyarakat,” tuturnya.
Melalui Sekolah Perempuan Plus 2025, perempuan Desa Kandangrejo tidak hanya mendapatkan keterampilan di bidang tata rias dan kuliner, tetapi juga pengetahuan tentang kewirausahaan dan pengelolaan usaha. Dengan bekal tersebut, program ini diharapkan mampu mendorong kemandirian ekonomi keluarga serta memperkuat peran perempuan desa dalam pembangunan lokal secara berkelanjutan.
Editor: Al-Afasy



