
PWMJATENG.COM, Semarang – Suasana penuh semangat tampak di kompleks SMK Muhammadiyah 1 Semarang, Jalan Indraprasta No. 37. Ratusan siswa, guru, dan tenaga kependidikan turut meramaikan peringatan Hari Santri Nasional 2025 yang dikemas dalam bentuk karnaval dan pentas seni bertema religi. Acara ini berlangsung meriah sekaligus sarat pesan moral, Rabu (22/10).
Dengan mengusung tema “Santri Muhammadiyah: Santun Berbahasa, Cintai Bumi, NKRI Lestari,” kegiatan tersebut menjadi lebih dari sekadar perayaan tahunan. Ia menjelma menjadi wadah pembentukan karakter santri modern—beriman, beretika, serta memiliki kepedulian terhadap lingkungan.
Kepala SMK Muhammadiyah 1 Semarang, Lukman Hakim, menyampaikan bahwa kegiatan Hari Santri tahun ini dikaitkan dengan dua momentum penting di bulan Oktober, yakni Bulan Bahasa dan Gerakan Peduli Lingkungan.
“Melalui tema ini, kami ingin menumbuhkan kesadaran siswa agar santun dalam berbahasa. Kini banyak anak muda yang menganggap wajar ucapan tidak sopan. Selain itu, kami ingin menegaskan visi sekolah untuk mencetak generasi yang peduli kelestarian bumi,” tuturnya.
Kolaborasi juga menjadi warna tersendiri dalam peringatan kali ini. SMK Muhammadiyah 1 Semarang melibatkan SMP Muhammadiyah 1 Semarang, yang berlokasi berdekatan, sebagai bentuk sinergi antarlembaga pendidikan Muhammadiyah di wilayah kota. Kerja sama ini memperlihatkan semangat kebersamaan dan kekompakan antarunit pendidikan Muhammadiyah.
Baca juga, Aplikasi Al-Qur’an Muhammadiyah (Qur’anMu)
Acara karnaval dibuka secara resmi oleh Ketua Majelis Dikdasmen PNF PDM Kota Semarang, Sutarto. Dalam sambutannya, ia memberikan apresiasi tinggi terhadap inisiatif sekolah yang mampu mengemas peringatan Hari Santri dengan sentuhan edukatif dan nilai-nilai Islami.
“Kegiatan seperti ini penting untuk membentuk karakter santri yang bukan hanya taat beribadah, tetapi juga berakhlak mulia, mencintai tanah air, dan peduli terhadap sesama. Semoga akhlak santri menjadi tradisi yang diwariskan oleh generasi muda Muhammadiyah,” ujarnya.

Setelah acara pembukaan, peserta karnaval bergerak menyusuri jalan-jalan di sekitar kawasan Indraprasta. Dengan pakaian santri serba putih, atribut hijau, dan spanduk bertema cinta bumi, mereka berjalan dengan penuh semangat. Warga sekitar tampak antusias menyambut rombongan yang membawa nuansa keislaman dan kebersamaan itu.
Sesampainya di sekolah, para peserta disambut meriah oleh alunan rebana dan musik religi yang dimainkan siswa. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan pentas seni Islami dan peragaan busana santri. Penampilan para siswa mencerminkan kreativitas sekaligus semangat menjaga nilai-nilai budaya dan keagamaan.
Lukman menyebut, kegiatan tersebut tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga sarana pembelajaran karakter. Melalui seni dan kreativitas, siswa diajak memahami bahwa menjadi santri tidak hanya soal ilmu agama, tetapi juga tentang cara berperilaku, berkarya, dan berkontribusi bagi lingkungan serta bangsa.
Kontributor : Lukman
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha



