
PWMJATENG.COM, Surakarta – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali menorehkan prestasi membanggakan di kancah nasional. Dalam ajang Sebelas Maret Islamic Festival Competition 2025 (SEMAR I-FEST) yang digelar oleh Organisasi Kerohanian Islam Universitas Sebelas Maret (OKI UNS), tiga mahasiswa UMS berhasil menyapu bersih medali emas, perak, dan perunggu di cabang Musabaqah Hifdzil Quran (MHQ) 10 Juz.
Kompetisi bertema “Derap Muslim Berkarya: Harmoni Intelektual, Spiritual, dan Kreativitas bagi Peradaban” itu diikuti peserta dari berbagai universitas di Indonesia. Namun, ketekunan dan kedalaman ilmu para mahasiswa UMS membawa mereka naik ke podium tertinggi.
Adalah Muhammad Abdul Aziz Mukhorobin, mahasiswa Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, yang berhasil meraih medali emas. Sejak duduk di bangku kelas 4 SD, Aziz telah menekuni hafalan Al-Qur’an dengan tekad kuat. Ia menuturkan, keberhasilan ini merupakan buah dari perjalanan panjang dan dukungan keluarga.
“Kemenangan ini menjadi pengingat bahwa percaya diri, usaha, doa, dan dukungan orang-orang di sekitar tidak pernah sia-sia. Ini bukan akhir, melainkan awal dari tanggung jawab baru untuk terus belajar dan berbagi manfaat,” ujarnya saat diwawancarai, Kamis (16/10).
Menurut Aziz, dorongan dari almarhum ayah dan ibunya menjadi pondasi penting dalam menjaga hafalan Al-Qur’an. Ia juga menilai bahwa keikutsertaannya dalam berbagai lomba membentuk kedisiplinan dan konsistensi diri. “Setiap ayat yang saya hafalkan bukan hanya bacaan, tapi juga cermin bagi diri. Tujuan utama bukan sekadar juara, melainkan menjadikan Al-Qur’an pedoman hidup,” tambahnya.
Aziz mengaku sempat gugup saat menunggu giliran tampil karena melihat kemampuan hebat peserta lain. Namun, ia segera menenangkan diri dan memotivasi dirinya. “Kamu sudah sejauh ini, tidak mungkin hanya untuk gagal,” ucapnya sambil tersenyum.
Baca juga, EMT Muhammadiyah Resmi Terverifikasi: Jadi yang Pertama di Indonesia, Kado Milad ke-113 Muhammadiyah
Selain Aziz, medali perak diraih oleh Afnan Faiz Muzakki, mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat. Ia tampil memukau dengan lantunan surah Al-Baqarah, Al-Maidah, dan Al-An’am. Bagi Afnan, menghafal Al-Qur’an bukan sekadar kompetisi, melainkan ibadah yang menuntut kesetiaan.
“Kalau menghafal itu tanda cinta, maka murojaah adalah tanda setia. Mencintai itu mudah, tapi menjaga dan mempertahankan cinta jauh lebih sulit,” ujarnya dengan penuh makna.
Afnan menegaskan, mempertahankan hafalan membutuhkan kesiapan hati. Menurutnya, hafalan tak hanya soal ingatan, tetapi juga penghayatan. “Jika hati belum siap untuk dekat dengan Al-Qur’an, maka harus dibersihkan dulu agar bisa menerima cahaya-Nya,” tuturnya.
Ia menambahkan, motivasinya dalam menghafal adalah meraih keutamaan dari Allah seperti memperoleh syafaat, mahkota, dan cahaya bagi kedua orang tua. “Menjadi penghafal Al-Qur’an sejati berarti siap berjuang di jalan-Nya,” katanya.
Sementara itu, medali perunggu berhasil diraih oleh Muhammad Kiflain Nurrahman, mahasiswa Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir. Ia membagikan kiat sederhana dalam menjaga hafalan. “Sebenarnya tidak ada metode khusus. Intinya mengulang. Semakin sering diulang, semakin kuat hafalannya,” jelasnya.
Kiflain menuturkan, ia memiliki target besar ke depan: menuntaskan hafalan 30 juz dan memperluas pengalaman dengan mengikuti kompetisi tingkat internasional. “Target saya bisa tasmi’ 30 juz secara lancar dan ikut lomba di level lebih tinggi,” ujarnya bersemangat.
Baik Afnan maupun Kiflain aktif dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Mahasiswa Pecinta Qur’an (UKM MPQ) UMS. Lingkungan positif tersebut menjadi ruang yang menumbuhkan semangat dan mempererat hubungan mereka dengan Al-Qur’an.
Kontributor : Roselia
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha