Kokohkan Dakwah Cerdas dan Kontekstual, KMM Sukoharjo Teguhkan Semangat Ijtihad Muhammadiyah

PWMJATENG.COM, Sukoharjo – Korps Mubaligh Muhammadiyah (KMM) Daerah Sukoharjo kembali menggelar pembekalan mubaligh putaran ke-9 pada Jumat malam (10/10/2025) di Aula SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo. Kegiatan yang berlangsung dari pukul 20.00 hingga 22.00 WIB ini menghadirkan Sholakhuddin Sirizar, Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sukoharjo, sebagai pemateri utama.
Puluhan anggota KMM dari tingkat daerah hingga cabang se-Kabupaten Sukoharjo hadir dalam forum pembinaan tersebut. Sejumlah tokoh turut menyemarakkan acara, antara lain Ketua PDM Sukoharjo Djumari, Ketua Majelis Tabligh PDM Sukoharjo Ahmad Zanin Nu’man, serta Ketua KMM Daerah Sukoharjo Harjanto. Acara dipandu oleh Sekretaris KMM Daerah Sukoharjo, Andika Rahmawan.
Dalam sambutannya, Ketua PDM Sukoharjo, Djumari, menegaskan bahwa kekuatan utama Muhammadiyah terletak pada semangat ijtihad yang terus tumbuh dan hidup di setiap gerak dakwahnya. Ia menilai, kemampuan melakukan pembaharuan melalui ijtihad membuat Muhammadiyah selalu relevan dengan zaman.
“Ijtihad menjadikan Muhammadiyah mampu memberi manfaat luas bagi umat. Dari situ lahir berbagai fikih tematik seperti fikih air, fikih bencana, hingga fikih tata kelola,” ujar Djumari.
Ia juga mengingatkan para mubaligh agar dakwah tidak berhenti pada teori. “Sampaikan pengajian dengan contoh konkret. Saat membahas sejarah, misalnya, sertakan bukti kekinian agar jamaah mudah memahami dan merasakan manfaatnya,” tambahnya.
Baca juga, Muhammadiyah Umumkan Jadwal Puasa Ramadan 2026, Catat Tanggal Resminya!
Usai sambutan, Sholakhuddin Sirizar membawakan materi inti tentang fleksibilitas Muhammadiyah dalam memahami ajaran Islam. Menurutnya, Muhammadiyah tidak mengikatkan diri pada satu mazhab tertentu agar bisa bersikap terbuka dan kontekstual.
“Meski tidak terikat pada satu mazhab, ijtihad Muhammadiyah tetap berangkat dari pandangan para ulama mazhab. Dalam beberapa hal, bahkan bisa berbeda dari empat mazhab, asalkan berdasar pada dalil yang kuat,” jelas Sholakhuddin.
Ia mencontohkan perbedaan pandangan Muhammadiyah dalam hal kenajisan khamr atau alkohol. Jika mayoritas ulama dari empat mazhab menilai khamr sebagai najis, Muhammadiyah berpandangan sebaliknya, dengan merujuk pada pendapat ulama salaf seperti Al-Muzani, Al-Laits, dan Rabi’ah.
“Di sinilah tampak ijtihad Muhammadiyah. Ia tetap berpijak pada sumber Islam, namun memberi ruang bagi perkembangan ilmu dan kehidupan umat,” tegasnya.
Setelah sesi materi, kegiatan dilanjutkan dengan koordinasi internal para mubaligh yang dipimpin oleh Ketua KMM Daerah Sukoharjo, Harjanto. Dalam kesempatan tersebut, ia menyampaikan jadwal pengisian dakwah KMM pada pengajian Al-Islam di berbagai cabang se-Kabupaten Sukoharjo. Kegiatan tersebut dijadwalkan berlangsung pada 12 November 2025 mendatang.
Kontributor : Ahmas Nasri
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha