AUMBerita

Lulusan Perdana Profesi Dietisien UMS Siap Jadi Garda Terdepan Perbaikan Gizi Nasional

PWMJATENG.COM, Surakarta – Program Studi Pendidikan Profesi Dietisien Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menggelar prosesi Sumpah Profesi Dietisien Angkatan I di Swiss-Belinn Saripetojo, Solo, pada Selasa (9/10). Acara berlangsung khidmat dan menjadi tonggak bersejarah bagi UMS yang resmi melahirkan 39 dietisien profesional.

Sebanyak 39 mahasiswi yang telah menempuh 38 SKS—meliputi praktik gizi klinik, gizi masyarakat, dan gizi institusi—dinyatakan lulus dengan capaian membanggakan. Rata-rata Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mereka mencapai 3,92, menjadi bukti kesungguhan akademik sekaligus semangat pengabdian di bidang kesehatan gizi.

Ketua Program Pendidikan Profesi Dietisien, Dwi Sarbini, menuturkan bahwa profesi dietisien bukan hanya sekadar kemampuan teknis menghitung kalori atau kandungan gizi, tetapi juga memiliki dimensi moral dan spiritual. Ia menegaskan, dietisien harus mampu mengajak masyarakat untuk memperhatikan kehalalan, kebaikan, dan keberkahan dalam makanan sebagaimana amanat Al-Qur’an surah ‘Abasa ayat 24.

“Tugas dietisien tidak hanya teknis, tetapi juga membawa amanah moral dan spiritual untuk mengingatkan manusia agar memperhatikan makanannya secara halal, baik, dan penuh rasa syukur,” ujar Sarbini dalam sambutannya.

Ia menambahkan, sumpah profesi bukan sekadar penanda kelulusan, melainkan ikrar tanggung jawab akademik, moral, dan sosial terhadap masyarakat. “Prosesi ini adalah komitmen spiritual yang menjadi pengingat bagi setiap lulusan agar selalu berpegang pada nilai kemanusiaan,” tegasnya.

Senada dengan itu, perwakilan DPD Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) Jawa Tengah, Florentinus Nurtitus, menyampaikan bahwa sumpah profesi menjadi awal perjalanan pengabdian yang sesungguhnya. Ia menekankan pentingnya peran dietisien dalam meningkatkan derajat kesehatan bangsa melalui perbaikan gizi masyarakat.

“Ini langkah awal dari perjalanan panjang pengabdian untuk memperbaiki gizi dan meningkatkan kesehatan masyarakat Indonesia,” ungkap Florentinus. Ia juga berpesan agar para lulusan terus mengembangkan keilmuan dan menjadi penghubung antara masyarakat dengan dunia kesehatan. “Jangan pernah lupakan ilmu yang telah diperoleh. Terus kembangkan agar bermanfaat luas,” pesannya.

Baca juga, Muhammadiyah Umumkan Jadwal Puasa Ramadan 2026, Catat Tanggal Resminya!

Wakil Rektor IV UMS, E.M. Sutrisna, turut mengungkapkan rasa bangga atas keberhasilan para mahasiswa menyelesaikan pendidikan profesi dengan baik. Ia menilai pencapaian ini membuktikan komitmen UMS dalam mencetak akademisi yang kompeten dan adaptif terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

“Profesi dietisien di Indonesia masih langka, hanya sekitar sepuluh program studi, termasuk UMS. Itu artinya, para lulusan memiliki peluang besar untuk berkontribusi dalam pembangunan kesehatan nasional,” tutur Sutrisna. Ia menambahkan, jumlah dietisien profesional di Indonesia bahkan belum mencapai seribu orang.

Capaian ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi UMS karena berhasil memperkuat peran profesi dietisien di tengah meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi seimbang. Lulusan pertama ini diharapkan mampu menjadi pionir dalam penguatan gizi nasional dan pelayanan kesehatan berbasis keilmuan gizi.

Salah satu lulusan terbaik, Tsania Izza Alfadila, tak kuasa menahan haru saat menceritakan perjalanannya menyelesaikan pendidikan profesi. Ia mengaku sempat merasa kewalahan dengan beban tugas, namun dukungan dari dosen dan teman-teman membuatnya mampu menuntaskan studi dengan predikat terbaik.

“Sempat merasa tidak sanggup karena beban tugasnya cukup berat, tapi alhamdulillah bisa menyelesaikannya dan menjadi lulusan terbaik. Semua teman sebenarnya juga luar biasa karena berhasil menamatkan profesi ini dalam satu tahun,” ujarnya penuh syukur.

Tsania menuturkan, pengalaman paling berkesan selama kuliah adalah saat menjalani praktik di rumah sakit. Setelah lulus, ia berencana mencari pekerjaan di bidang gizi agar dapat mengimplementasikan ilmunya secara nyata.

Ia juga menyampaikan apresiasi kepada pihak kampus atas pendampingan dan dukungan penuh kepada angkatan pertama. “Kami selalu didampingi dan diberi dukungan penuh oleh dosen, tenaga pendidik, dan staf kampus. Itu sangat membantu kami sebagai angkatan pertama,” ungkap Tsania.

Kontributor : Roselia
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE