Muhammadiyah dan Spirit Sosial: Menjawab Kesenjangan dari Masa ke Masa

Muhammadiyah dan Spirit Sosial: Menjawab Kesenjangan dari Masa ke Masa
Oleh : Rudi Pramono, S.E. (Ketua MPI PDM Wonosobo)
PWMJATENG.COM – Lebih dari satu abad yang lalu, Muhammadiyah lahir bukan sekadar sebagai gerakan dakwah, melainkan sebagai jawaban nyata atas ketimpangan sosial yang menjerat bangsa dalam cengkeraman kolonialisme. Ketika keadilan menjadi barang langka, Muhammadiyah hadir membawa semangat QS Al-Ma’un, membumikan ajaran Islam ke dalam tindakan sosial yang konkret.
Kelahiran Muhammadiyah merupakan respons atas penderitaan umat—kemiskinan, kebodohan, dan ketertinggalan. Alih-alih hanya mengutuk kegelapan, Muhammadiyah memilih untuk menyalakan pelita. Gerakan ini memodernisasi pendidikan, merasionalisasi pelayanan kesehatan, dan mengelola amal sosial secara profesional. Semua itu dilakukan dengan satu tujuan utama: mencerdaskan, menyehatkan, dan memanusiakan manusia.
Bagi Muhammadiyah, ibadah tidak terpisahkan dari kerja sosial. Dari mushala hingga rumah sakit, dari madrasah hingga panti asuhan, seluruh amal usaha merupakan pengejawantahan dari tauhid sosial yang kuat. Di sinilah Muhammadiyah menunjukkan bahwa keberagamaan sejati bukan hanya soal ritual, tetapi juga perjuangan membela kaum lemah, menegakkan keadilan, serta merawat nilai-nilai kemanusiaan.
Baca juga, Muhammadiyah Umumkan Jadwal Puasa Ramadan 2026, Catat Tanggal Resminya!
Kini, di tengah derasnya arus materialisme, ketimpangan ekonomi yang kian melebar, dan dinamika politik yang kerap melupakan kepentingan rakyat, Muhammadiyah tetap teguh pada jalan perjuangannya. Bukan dalam ranah politik praktis, melainkan melalui gerakan pencerahan dan kaderisasi umat yang berkelanjutan. Muhammadiyah memahami betul bahwa perubahan besar tidak lahir dari puncak kekuasaan, melainkan dari akar rumput—melalui pendidikan, pelayanan sosial, dan keteladanan.
Perjalanan panjang ini menjadi warisan yang tak boleh tercerabut dari akar sejarahnya. Semangat Penolong Kesengsaraan Oemoem (PKO) bukan sekadar nama, tetapi panggilan suci untuk terus hadir di tengah masyarakat—mendengar, merangkul, dan bergerak bersama umat.
KH Ahmad Dahlan dan para pendiri Muhammadiyah telah menanamkan nilai luhur yang terus menyala hingga kini. Spirit itu harus terus diwariskan agar idealisme dan aksi nyata Muhammadiyah tidak padam dimakan zaman. Sebab, Muhammadiyah bukan hanya organisasi, tetapi gerakan nilai yang menyatu dengan denyut nadi umat dan bangsa.
Dengan semangat tersebut, Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Wonosobo menggelar Tabligh Akbar bertajuk “Muhammadiyah dan Isu Sosial: Peran Muhammadiyah dalam Menjawab Kesenjangan Sosial”, yang akan diselenggarakan di GOR Wonolelo pada 12 Oktober 2025.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha