
PWMJATENG.COM, Surakarta – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali menunjukkan komitmennya dalam pengabdian kepada masyarakat. Melalui Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), kampus ini meluncurkan Program Mahasiswa Berdampak di Kelurahan Sewu, Jebres, Kota Surakarta. Program tersebut diberi tajuk “Transformasi Komunitas Tangguh melalui Edukasi Bencana dan Warisan Kuliner” dan menjadi bagian dari Program Mahasiswa Berdampak: Pemberdayaan Masyarakat oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (PM-BEM) yang didanai oleh Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) Kemendiktisaintek.
Linggar Ardi Prakoso, salah satu perwakilan mahasiswa BEM Berdampak UMS, menjelaskan bahwa program ini dirancang untuk menjembatani kolaborasi antara dosen dan mahasiswa dalam menciptakan inovasi yang bermanfaat langsung bagi masyarakat. “Kehadiran program ini menjadi bentuk nyata kontribusi mahasiswa dalam pembangunan bangsa sekaligus mengasah kepekaan sosial mereka,” ujarnya, Minggu (5/10).
Program tersebut dipimpin oleh tim dosen UMS yang terdiri atas Siti Azizah Susilawati sebagai ketua, serta Muhammad Al Fatih Hendrawan dan Ika Candra Sayekti sebagai pendamping. Mahasiswa UMS, khususnya fungsionaris BEM tingkat universitas dan fakultas, berperan langsung sebagai pelaksana kegiatan di lapangan.
Linggar menuturkan, program ini menggabungkan dua fokus utama: edukasi mitigasi bencana dan pencegahan stunting. Warga Kelurahan Sewu dibekali pengetahuan tentang tanda-tanda banjir, cara pencegahannya, hingga strategi kesiapsiagaan menghadapi bencana. Selain itu, masyarakat juga mendapat pemahaman mengenai gizi seimbang dan praktik pembuatan makanan bergizi yang mudah diterapkan sehari-hari.
“Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan anak. Kondisi ini bisa berdampak pada kesehatan, kecerdasan, dan daya tahan tubuh di masa depan,” jelas Linggar.
Baca juga, Muhammadiyah Umumkan Jadwal Puasa Ramadan 2026, Catat Tanggal Resminya!
Ia berharap program tersebut tidak hanya berhenti sebagai kegiatan sementara, tetapi juga membawa dampak jangka panjang bagi masyarakat. “Kami ingin melahirkan komunitas yang tangguh menghadapi bencana dan lebih sadar pentingnya gizi untuk mencegah stunting. Terima kasih kepada Kemendiktisaintek atas dukungannya, sehingga program ini dapat terlaksana dengan baik,” tambahnya.
Peluncuran program berlangsung meriah dan interaktif. Warga tampak antusias mengikuti berbagai kegiatan seperti diskusi, praktik, hingga simulasi sederhana yang membantu pemahaman terhadap materi mitigasi bencana dan gizi seimbang.
Sinergi berbagai pihak turut memperkuat kegiatan ini. Kolaborasi antara dosen, mahasiswa, Karang Taruna, UMKM, dan masyarakat menjadi bukti nyata bahwa pengabdian akan lebih bermakna jika dilakukan secara gotong royong. “Program ini bukan hanya kegiatan sesaat, tetapi diharapkan menjadi model pengabdian yang berkelanjutan dan berdampak nyata bagi masyarakat,” ungkap Linggar.
Ia juga menegaskan bahwa program BEM Berdampak UMS diharapkan mampu membentuk Kelurahan Sewu sebagai komunitas yang lebih tangguh menghadapi risiko bencana, sehat dalam mencegah stunting, serta berdaya dalam mengembangkan potensi kuliner lokal.
Peluncuran yang digelar pada Jumat (3/10) itu turut melibatkan Karang Taruna Kelurahan Sewu yang dipimpin oleh Yolanda R.A., serta UMKM Kelurahan Sewu di bawah kepemimpinan Sri Sulistyarini. Kehadiran berbagai unsur masyarakat ini memperkuat semangat kolaborasi lintas elemen yang diusung oleh BEM UMS.
Sri Sulistyarini menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif mahasiswa tersebut. “Kami sangat senang mahasiswa UMS turun langsung mendampingi warga. Lewat kegiatan ini, kami belajar banyak tentang kebencanaan, gizi seimbang, dan inovasi kuliner. Semoga sinergi ini terus berlanjut dan membawa manfaat luas bagi masyarakat,” katanya dengan penuh semangat.
Kontributor : Fika
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha