Lawannya Bukan Obat, tapi Spiritualitas: Pesantren Lansia At-Taqwa Semarang Buka Jalan Baru Hadapi Epidemi Kesepian!

PWMJATENG.COM, Semarang – Di tengah meningkatnya jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia—mencapai 29 juta jiwa pada 2023 dan diproyeksikan melonjak tajam pada 2050—muncul tantangan serius yang jarang disadari: epidemi kesepian dan merosotnya kualitas hidup. Riset menunjukkan hampir separuh lansia di Tanah Air berisiko mengalami gangguan kesehatan mental atau kualitas hidup yang menurun.
Menjawab kebutuhan itu, Pesantren Lansia At-Taqwa di Masjid At-Taqwa Ngaliyan, Wates, Jalan Palir Raya, Semarang, hadir sebagai ruang spiritual dan sosial yang menyegarkan. Program ini mengubah masa tua yang sering dianggap purna tugas menjadi babak baru dalam memperkaya batin dan menemukan kedamaian.
Program pesantren lansia ini digelar rutin setiap bulan pada akhir pekan pertama, dan telah memasuki gelombang keempat. Antusiasme masyarakat terlihat jelas, dengan puluhan peserta datang dari berbagai penjuru Kota Semarang. Fenomena ini menunjukkan bahwa semangat menimba ilmu tidak pernah lekang oleh usia.
Ketua Takmir Masjid At-Taqwa, Ahwan Fanani, menjelaskan bahwa kegiatan tersebut merupakan bentuk pelayanan sosial dan spiritual yang ditujukan bagi kelompok masyarakat yang sering terabaikan.
“Kami niatkan ini sebagai ruang silaturahmi, tempat hati saling bertaut, bukan sekadar tempat berkumpul,” ujar Ahwan.
Ia menambahkan, di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern, banyak orang tua yang telah mengabdi seumur hidup memerlukan ruang untuk kembali menemukan makna dan ketenangan batin. “Mereka butuh tempat untuk merasa hidup kembali, bukan hanya menunggu waktu,” ujarnya saat ditemui di sela kegiatan, Ahad (5/10/2025).
Program dengan tema “Lansia Tangguh” ini dirancang selaras dengan visi pembangunan keluarga lansia nasional. Selama dua hari, para peserta menjalani kegiatan yang seimbang antara fisik, mental, dan spiritual.
Baca juga, Muhammadiyah Umumkan Jadwal Puasa Ramadan 2026, Catat Tanggal Resminya!
Kegiatan pagi diawali dengan senam bersama di halaman masjid yang asri. Suasana penuh tawa itu memastikan tubuh tetap bugar. Setelahnya, peserta mengikuti kajian tematik seperti tata cara thaharah (bersuci) yang disampaikan langsung oleh Ahwan Fanani, dosen Fakultas Syari’ah UIN Walisongo. Materi dikemas ringan dan dekat dengan kehidupan sehari-hari agar mudah dipahami.
Selain memperkuat spiritualitas, program ini juga memperhatikan aspek kesehatan. Panitia menggandeng tenaga medis setempat untuk memberikan penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan gratis. Langkah ini membantu peserta memahami pentingnya menjaga kebugaran di usia lanjut.

Puncak kegiatan terjadi menjelang malam. Usai zikir bersama yang khusyuk, peserta menutup hari dengan salat tahajud berjamaah di tengah keheningan dini hari. Momen tersebut menjadi simbol perjalanan batin untuk mencari ampunan dan kedamaian sejati.
Namun, kekuatan utama program ini tidak berhenti pada dua hari pelatihan. Ada inovasi berkelanjutan yang memastikan semangat peserta tetap terjaga di rumah masing-masing.
Sholikul Hadi, penanggung jawab program, menjelaskan bahwa pihaknya membentuk grup pendampingan daring bernama PA (Pengembangan Akhlak) sebagai wadah lanjutan bagi para alumni.
“Peserta tidak langsung kami lepas begitu saja. Grup ini menyatukan semua angkatan, dan ada tiga ustaz pembimbing yang siap memberikan bimbingan serta motivasi setiap saat,” jelas Sholikul, yang dikenal sebagai pakar pendampingan lansia.
Pendampingan daring ini menjadi bukti bahwa teknologi dapat berperan besar dalam menjaga interaksi rohani. Melalui ruang digital, para lansia tetap merasa terhubung, mendapatkan dukungan spiritual, dan terhindar dari rasa sepi di tengah kesibukan keluarga modern.
Pesantren Lansia At-Taqwa menjadi contoh bagaimana lembaga keagamaan dapat hadir secara inklusif dan transformatif. Masjid bukan hanya tempat salat, tetapi juga pusat kasih sayang dan pembinaan jiwa. Program ini berhasil melahirkan lansia yang tangguh, bersemangat belajar, dan bergegas mendekat kepada Sang Pencipta.
Kontributor : Agung
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha