Muhammadiyah Semarang Revolusi Dakwah: Cetak Ulang Juru Tabligh Andal, Cerdas, dan Melek Media!

PWMJATENG.COM, Semarang – Menjawab tantangan era disrupsi digital dan derasnya arus dakwah yang kaku di media sosial, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Semarang meluncurkan langkah strategis melalui program Sekolah Tabligh. Inisiatif ini menjadi bagian dari revolusi kader dakwah berkemajuan, yang tak hanya menekankan penguasaan ideologi Islam, tetapi juga kemampuan berbicara dengan bahasa ilmiah, segar, dan percaya diri di ruang publik.
Program ini digagas sebagai solusi atas fenomena yang kerap terjadi: banyak juru dakwah memahami substansi ajaran dengan baik, namun belum mampu mengartikulasikannya secara efektif dalam komunikasi modern, atau sebaliknya.
Kegiatan Sekolah Tabligh resmi digelar pada Sabtu (4/10/2025) di Aula PDM Kota Semarang. Dengan mengusung semangat tajdid (pembaharuan), kegiatan tersebut diikuti oleh utusan dari seluruh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) se-Kota Semarang.
Tafsir, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, dalam paparannya menegaskan bahwa Sekolah Tabligh merupakan implementasi nyata dari semangat perjuangan Muhammadiyah.
“Ideologi Muhammadiyah adalah arah perjuangan untuk menegakkan Islam yang sebenar-benarnya. Dakwah harus mencerahkan, menyeimbangkan akal dan hati, serta menjawab kebutuhan zaman. Kehadiran sekolah tabligh ini merupakan bukti nyata agar generasi muda mampu memahami ideologi tersebut sekaligus mengasah kemampuan berdakwah,” ujarnya.
Program ini dirancang berbeda dari pelatihan dai konvensional. Jika pelatihan biasa hanya berfokus pada retorika atau penguasaan materi keagamaan, Sekolah Tabligh menghadirkan kurikulum yang lebih komprehensif. Materinya menggabungkan penguatan ideologi transformatif dengan kemampuan komunikasi publik modern.
Baca juga, Muhammadiyah Umumkan Jadwal Puasa Ramadan 2026, Catat Tanggal Resminya!
Ketua Majelis Tabligh PDM Kota Semarang, Aang Kunaepi, menegaskan bahwa kurikulum Sekolah Tabligh memiliki tujuan besar untuk melahirkan juru dakwah dengan kapabilitas ganda—kuat secara ideologi dan terampil berbicara.
“Kami berterima kasih kepada seluruh peserta yang hadir dengan antusias. Sekolah Tabligh ini bukan sekadar pelatihan ceramah. Peserta belajar bagaimana menyampaikan ideologi Muhammadiyah dengan bahasa yang segar, ilmiah, dan mudah dipahami masyarakat. Harapannya lahir mubaligh yang mampu menyeimbangkan akal dan hati serta tampil percaya diri di ruang publik,” jelasnya.
Adapun kurikulum inti mencakup tiga aspek utama: pemahaman mendalam tentang din al-hadlarah (Islam berkemajuan), metodologi dakwah yang menyederhanakan pesan teologis, dan keterampilan public speaking berbasis media. Peserta juga dibekali kemampuan memanfaatkan teknologi digital untuk memperluas jangkauan dakwah.
Ketua PDM Kota Semarang, Fachrur Rozi, dalam sambutannya menegaskan urgensi program ini. Ia menyebut bahwa banyak dai muda menghadapi kesenjangan antara penguasaan materi dakwah dan kemampuan komunikasi publik.
“Di sinilah pentingnya Sekolah Tabligh. Program ini melatih kemampuan berbicara sekaligus memperdalam pemahaman dakwah. Kami berharap generasi muda yang belajar di sini dapat menjadi pilar dakwah yang membumikan nilai-nilai Islam modern dan mencerahkan,” ujarnya.
Melalui program ini, PDM Kota Semarang menunjukkan komitmen kuat terhadap pengembangan sumber daya manusia (SDM) dakwah yang unggul. Sekolah Tabligh bukan sekadar forum pelatihan, tetapi investasi jangka panjang untuk melahirkan kader dakwah yang berilmu, komunikatif, dan adaptif terhadap perkembangan zaman.
Kontributor : Agung
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha