Studi Tiru Lazismu Ponorogo: Banyumas Jadi Role Model Manajemen Satu Atap

PWMJATENG.COM, Banyumas – Lembaga Amil Zakat Infaq dan Sedekah Muhammadiyah (Lazismu) Banyumas kembali menjadi sorotan setelah menerima kunjungan studi tiru dari Lazismu Ponorogo pada Jumat (19/9/2025). Kunjungan yang berlangsung di Kantor PDM Banyumas ini berfokus pada praktik manajemen satu atap dalam tata kelola zakat, infak, dan sedekah (ZIS).
Rombongan dari Ponorogo hadir dengan formasi lengkap, mulai dari Ketua PDM Ponorogo, pengurus Muhammadiyah setempat, hingga jajaran Lazismu Ponorogo. Mereka disambut hangat oleh Ketua PDM Banyumas Djohar, Direktur Lazismu Banyumas Amrulloh Sucipto Aji, Direktur Lazismu Sigit, anggota Badan Pengurus Lazismu Ponorogo, serta tiga manajer Lazismu Banyumas.
Acara dimulai dengan ramah tamah. Setelah itu, peserta diarahkan pada sesi diskusi mendalam serta pemaparan materi. Para manajer Lazismu Banyumas memaparkan teori sekaligus praktik nyata tentang sistem manajemen satu atap yang terintegrasi langsung bersama PDM Banyumas.
Direktur Lazismu Banyumas, Amrulloh Sucipto Aji, menegaskan pentingnya pola tersebut dalam menjaga kualitas tata kelola. Ia mengatakan bahwa manajemen satu atap bukan sekadar sistem administrasi, tetapi juga sebuah langkah strategis untuk menjamin transparansi, akuntabilitas, dan perluasan manfaat dana umat.
“Dengan model ini, alur pengelolaan bisa lebih terarah dan hasilnya dapat dirasakan lebih luas oleh masyarakat. Kami berharap pola ini bisa menginspirasi daerah lain untuk terus berinovasi dalam mengelola zakat, infak, dan sedekah,” ujarnya di hadapan peserta studi tiru.
Baca juga, Peran Ulama di Tengah Krisis Multidimensi
Pernyataan tersebut menjadi catatan penting bagi rombongan Ponorogo. Mereka menilai sistem yang diterapkan Lazismu Banyumas cukup matang dan bisa dijadikan referensi. Seorang perwakilan rombongan menyampaikan bahwa kunjungan ini tidak hanya soal bertukar pengetahuan, melainkan juga mempererat hubungan kelembagaan.
“Kami sangat mengapresiasi keterbukaan Lazismu Banyumas dalam berbagi pengalaman. Kunjungan ini akan menjadi modal penting bagi kami untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan di Ponorogo,” ungkapnya.

Selain diskusi teknis, pertemuan ini juga meneguhkan pentingnya membangun kolaborasi antardaerah. Dengan model manajemen yang jelas, sinergi antara PDM dan Lazismu terbukti mampu melahirkan tata kelola yang lebih profesional. Hal itu selaras dengan semangat filantropi Islam yang tidak hanya mengandalkan penghimpunan dana, tetapi juga menekankan kebermanfaatannya bagi masyarakat luas.
Bagi Lazismu Banyumas, kunjungan ini sekaligus menjadi ajang refleksi. Mereka melihat, pertemuan lintas daerah membuka ruang evaluasi terhadap sistem yang sudah berjalan. Dengan adanya masukan dari daerah lain, pola manajemen bisa terus diperbaiki agar semakin relevan dengan tantangan zaman.
Lazismu Ponorogo sendiri berharap hasil dari studi tiru ini dapat segera diimplementasikan. Dengan sistem yang lebih rapi dan terintegrasi, pengelolaan zakat, infak, dan sedekah diharapkan memberi dampak lebih nyata. Apalagi, kebutuhan masyarakat terhadap layanan zakat semakin beragam dan membutuhkan pola distribusi yang efisien.
Kontributor : Romi
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha