
PWMJATENG.COM, Surakarta – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali menunjukkan kiprahnya di kancah internasional. Dosen Teknik Informatika UMS, Endang Wahyu Pamungkas, berkolaborasi dengan Yonsei University Korea Selatan dalam mengembangkan model kecerdasan buatan (AI) untuk mendeteksi ujaran kebencian di media sosial.
Penelitian tersebut diberi judul Automatic Detection of Hate Speech Contents in Multimodal Social Media. Dadang—sapaan akrab Endang Wahyu Pamungkas—bekerja sama dengan Min Song dari Yonsei University serta Arida Ferti Syafiandini, mahasiswa postdoctoral di kampus yang sama.
“Penelitian ini merupakan penelitian fundamental. Target awalnya adalah publikasi artikel ilmiah. Saat ini masih dalam proses review di jurnal,” kata Dadang, Rabu (10/9).
Dalam riset ini, Dadang menyiapkan 5.019 data. Sebanyak 3.600 data berlabel ujaran kebencian, sedangkan 1.300 lainnya berlabel bukan ujaran kebencian. Seluruh data diperoleh dari platform media sosial X.
Data tersebut berupa teks, gambar, maupun cuitan warganet yang mengandung visual. “Beberapa kata kunci sudah kami tentukan sebelumnya, dan dari situ kami kumpulkan datanya,” jelas Dadang.
Ia mengakui bahwa ujaran kebencian di Indonesia memiliki cakupan sangat luas. Karena itu, fokus penelitian dipersempit menjadi tujuh kategori. Target yang dipilih antara lain perempuan, muslim, nonmuslim, LGBTQ individual, etnis Arab, etnis Tionghoa, dan pengungsi Rohingya.
Baca juga, Bermuhammadiyah: Jalan Takwa, Syukur, dan Menjadi Kekasih Allah
Proses anotasi data melibatkan para ahli bahasa, pengamat, sekaligus pengguna aktif media sosial. “Kami melibatkan mereka untuk menganotasi data yang kami peroleh. Hasil anotasi itu kami gunakan untuk melatih AI,” terangnya.
Menurut Dadang, keterlibatan para ahli penting agar model AI yang dibangun lebih akurat dalam membedakan ujaran kebencian dan bukan ujaran kebencian.

Penelitian ini menggunakan komputer super milik Yonsei University untuk melatih AI. Meski berada di Indonesia, Dadang bisa langsung mengakses sistem komputer tersebut. Hal itu merupakan tindak lanjut dari kerja sama antara UMS dan Yonsei University yang ditandatangani pada akhir 2023.
“Perangkat yang dimiliki Yonsei ini sangat membantu kami dalam penelitian,” ujarnya.
Jika dikonversi dalam rupiah, fasilitas dukungan dari Yonsei University tersebut diperkirakan bernilai Rp240 juta. Kerja sama penelitian pun berlangsung selama dua tahun sesuai kontrak.
Dadang menekankan bahwa penelitian yang ia lakukan masih bersifat fundamental. Namun, ia memiliki target besar untuk mengembangkan model AI yang mampu mendeteksi ujaran kebencian secara otomatis.
“Semoga nanti dapat kami eksplor lebih jauh dan mungkin kami libatkan eksperimen dengan bahasa lain,” tandasnya.
Kontributor : Gede
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha