Kolom

Merekatkan Kembali Persatuan dan Kesatuan Bangsa

PWMJATENG.COM – Indonesia dikenal sebagai bangsa besar dengan keragaman suku, agama, budaya, dan bahasa. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika bukan sekadar kata indah, melainkan identitas yang mempersatukan bangsa dari Sabang hingga Merauke. Namun, di tengah dinamika globalisasi, perkembangan teknologi, serta meningkatnya polarisasi politik, persatuan dan kesatuan bangsa sering kali diuji. Dalam situasi ini, merekatkan kembali rasa persaudaraan dan solidaritas menjadi kebutuhan mendesak agar bangsa tetap kokoh menghadapi berbagai tantangan.

Mengapa Persatuan Bangsa Penting?

Persatuan merupakan fondasi utama berdirinya Indonesia. Sejarah mencatat, para pendiri bangsa berhasil memerdekakan negeri ini karena adanya semangat kebersamaan. Mereka mengesampingkan kepentingan golongan demi cita-cita bersama: merdeka dan berdaulat.

Kini, setelah hampir delapan dekade kemerdekaan, persatuan dan kesatuan tetap menjadi penopang kemajuan. Tanpa persatuan, pembangunan akan terhambat oleh konflik sosial, perpecahan politik, atau pertentangan kepentingan. Sebaliknya, dengan persatuan, bangsa dapat bergerak maju bersama menuju kesejahteraan dan keadilan sosial.

Tantangan Persatuan di Era Modern

Era digital membawa banyak manfaat, tetapi juga menghadirkan ancaman terhadap persatuan. Media sosial yang seharusnya menjadi sarana komunikasi justru kerap memicu konflik akibat penyebaran ujaran kebencian dan berita palsu. Polarisasi politik yang tajam pun membuat masyarakat mudah terpecah ke dalam kelompok-kelompok yang saling mencurigai.

Selain itu, kesenjangan ekonomi antara daerah perkotaan dan pedesaan juga memengaruhi rasa kebersamaan. Ketidakmerataan pembangunan dapat menimbulkan rasa ketidakadilan yang pada akhirnya menggerus kepercayaan masyarakat terhadap negara. Jika hal ini dibiarkan, persatuan akan rapuh dan bangsa menjadi rentan terhadap ancaman internal maupun eksternal.

Nilai-Nilai Pemersatu Bangsa

Untuk merekatkan kembali persatuan, bangsa Indonesia harus kembali meneguhkan nilai-nilai yang sudah diwariskan para pendiri negeri. Pancasila sebagai dasar negara adalah perekat utama yang menampung seluruh perbedaan. Nilai gotong royong yang sudah lama melekat dalam budaya Indonesia juga perlu terus dijaga agar tidak tergantikan oleh individualisme.

Selain itu, toleransi antarumat beragama menjadi kunci penting dalam menjaga kerukunan. Indonesia dengan keragaman agama dan kepercayaan membutuhkan sikap saling menghargai agar tidak terjadi gesekan. Pendidikan multikultural di sekolah dan lingkungan masyarakat dapat memperkuat semangat toleransi sejak dini.

Peran Generasi Muda

Generasi muda memiliki peran strategis dalam merekatkan persatuan bangsa. Dengan jumlah populasi yang besar, anak muda menjadi motor penggerak perubahan. Mereka perlu diarahkan untuk menggunakan teknologi digital secara bijak, menyebarkan pesan persaudaraan, serta menolak segala bentuk ujaran kebencian.

Baca juga, Sejarah Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Menurut Ustadz Adi Hidayat

Anak muda juga bisa menjadi agen pemersatu melalui karya-karya kreatif di bidang seni, budaya, dan inovasi. Dengan memanfaatkan media sosial secara positif, mereka dapat menampilkan wajah Indonesia yang damai, inklusif, dan penuh semangat kebersamaan.

Peran Pemerintah dan Masyarakat

Pemerintah memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga persatuan bangsa. Kebijakan yang adil, pemerataan pembangunan, serta penegakan hukum yang tegas akan memperkuat kepercayaan rakyat terhadap negara. Pemerintah juga harus aktif melakukan literasi digital agar masyarakat lebih bijak dalam menyikapi informasi di dunia maya.

Namun, tugas menjaga persatuan bukan hanya milik pemerintah. Masyarakat juga memiliki peran yang sama pentingnya. Mulai dari lingkungan terkecil, seperti keluarga dan komunitas, nilai persaudaraan dan kebersamaan harus ditanamkan. Kesadaran bahwa kita adalah bagian dari bangsa yang sama perlu ditumbuhkan kembali agar tidak mudah dipecah belah oleh perbedaan.

Jalan Merekatkan Persatuan

Merekatkan persatuan bukan pekerjaan instan, melainkan proses panjang yang harus dilakukan bersama. Beberapa langkah yang dapat ditempuh antara lain:

  1. Menguatkan pendidikan karakter berbasis nilai Pancasila agar generasi muda tumbuh dengan sikap toleran dan cinta tanah air.
  2. Meningkatkan literasi digital guna mencegah penyebaran hoaks yang dapat memicu konflik sosial.
  3. Menjaga keadilan sosial dengan pemerataan pembangunan agar tidak ada daerah yang merasa ditinggalkan.
  4. Menghidupkan kembali semangat gotong royong di tengah masyarakat sebagai wujud solidaritas kebangsaan.
  5. Meningkatkan dialog antaragama dan antarbudaya untuk memperkuat toleransi serta menghindari kesalahpahaman.
Ikhtisar

Persatuan dan kesatuan bangsa adalah harga mati yang tidak boleh ditawar. Tanpa persatuan, Indonesia hanya akan menjadi sekumpulan kelompok yang berjalan sendiri-sendiri. Namun dengan persatuan, perbedaan justru menjadi kekuatan yang luar biasa.

Merekatkan kembali persatuan bangsa berarti menyalakan kembali semangat kebersamaan yang diwariskan para pendiri negeri. Dalam kondisi apapun, bangsa ini akan tetap kuat selama rakyatnya bersatu. Saatnya setiap individu, generasi muda, pemerintah, dan seluruh elemen masyarakat mengambil peran aktif dalam merawat persatuan. Dengan begitu, Indonesia dapat melangkah maju sebagai bangsa yang damai, adil, dan sejahtera.

Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE