
PWMJATENG.COM, Magelang – Suasana haru menyelimuti halaman SMP Muhammadiyah 1 Alternatif (Mutual) Kota Magelang saat ratusan siswa mengikuti kegiatan Tadabur Kebangsaan dan Doa Bersama untuk Negeri, Senin (1/9). Acara yang dimulai pukul 07.30 WIB itu berlangsung penuh kekhidmatan, usai para siswa menunaikan salat dhuha sebagai pembiasaan harian.
Dengan tertib, siswa-siswi duduk melingkar di atas karpet yang telah disiapkan guru. Di sekitar mereka, tampak alat musik gamelan dan rebana yang menjadi bagian dari rangkaian acara. Kegiatan tersebut digelar tidak hanya untuk memperkuat nilai kebangsaan, tetapi juga memberi edukasi tentang kondusivitas bangsa yang belakangan ini dinilai sedang mengalami guncangan.
Kepala SMP Mutual Kota Magelang, Ahmad Haryanto, dalam sambutannya menyampaikan keprihatinan mendalam atas maraknya demonstrasi yang berujung anarkis. Lebih memprihatinkan, menurutnya, media memberitakan bahwa pelaku tindakan anarkis itu ada yang masih berstatus pelajar SMP.
“Negeri ini memang sedang tidak baik-baik saja. Kita prihatin, namun jangan sampai ikut terseret arus. Betapa pilu hati ini saat melihat ada pelajar SMP yang tersandung aparat karena turun aksi di jalanan. Hari ini kita harus cerdas dan bijak. Kami tidak ingin ada siswa SMP Mutual yang terbawa arus provokasi seperti yang diberitakan,” tegas Ahmad Haryanto di hadapan para siswa.
Ia menegaskan, di tengah kondisi yang tidak menentu, pelajar harus memahami tugas utamanya, yakni belajar. Ia meminta para siswa fokus menempa diri agar produktif, berprestasi, santun, serta memberi manfaat bagi orang lain.
“Demo adalah salah satu cara menyampaikan aspirasi. Secara hukum itu sah. Yang tidak boleh adalah anarkis dan hilang sopan santun. Banyak video memperlihatkan demonstran yang menghujat bahkan mengeluarkan kata kotor. Itu jelas tidak mencerminkan akhlak,” ujarnya dengan nada edukatif.
Baca juga, Meneladani Nabi: Dari Sekadar Pujian Menuju Cinta yang Membawa Ittiba’
Selepas sambutan, acara berlanjut dengan penampilan musik rebana. Selain menjadi hiburan, penampilan itu juga menjadi ajang final checking persiapan Lomba Nasyid dan Seni Islami (Napsu) 2025. Suasana semakin hangat ketika lantunan musik religi menggema di halaman sekolah.
Puncak acara ditandai dengan doa bersama yang dipimpin pengasuh tahfidz MBS SMP Mutual, Iqbal Wijdani. Dengan suara lirih, ia melantunkan doa memohon kebaikan dan keberkahan bagi negeri. Ratusan siswa tertunduk khusyuk, mengaminkan setiap kalimat doa. Suasana haru tak terbendung ketika Iqbal melafalkan doa sambil menahan tangis. Air mata pun jatuh dari beberapa siswa yang larut dalam kekhusyukan.
Di akhir kegiatan, Wakil Kepala Sekolah bidang Talenta, Dwi Dedi, memberikan penegasan penting. Ia memastikan sekolah bersikap tegas apabila ada siswa yang terlibat dalam aksi demonstrasi, apalagi jika terbukti melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan nilai akhlak.
“Kami sepakat tidak ada siswa yang boleh ikut terprovokasi dengan situasi yang berkembang. Jika ada yang terbukti terlibat, sekolah akan memberikan sanksi tegas,” tegas Dwi Dedi.
Ia menambahkan, doa yang dipanjatkan hari itu diharapkan membawa keberkahan bagi bangsa dan para pemimpin. “Semoga negeri ini segera pulih dan Allah memberikan keberkahan dalam setiap langkah pemimpin kita sehingga tercipta bangsa yang adil dan nyaman,” ujarnya menutup acara.
Kontributor : Fury
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha