
PWMJATENG.COM, Blora – Suasana apel pagi di SMA dan SMK Muhammadiyah Kedungtuban pada Senin (1/9/2025) terasa berbeda. Dengan mengusung tema “Jaga Perdamaian, Gunakan Hak Berpendapat Secara Bijak”, seluruh siswa, guru, dan tenaga kependidikan mengikuti kegiatan penuh khidmat.
Apel tersebut menjadi tindak lanjut dari ajakan Bupati Blora untuk mendukung gerakan Blora Cinta Damai. Program ini digagas guna meredam potensi konflik pasca gelombang demonstrasi yang meluas di berbagai daerah. SMA dan SMK Muhammadiyah Kedungtuban merespons ajakan tersebut dengan menggelar apel bersama dan menghadirkan Polsek Kedungtuban untuk memberikan pengarahan.
Dalam apel, Junaedi, Kanit Binmas Polsek Kedungtuban, menyampaikan pentingnya kebijaksanaan dalam menyampaikan pendapat. Ia menekankan agar siswa berhati-hati menggunakan media sosial.
“Kami ingin mengajak para siswa untuk tetap kritis, namun dengan cara yang santun dan sesuai aturan hukum. Jangan mudah terpancing informasi yang tidak jelas sumbernya, apalagi sampai ikut menyebarkannya,” kata Junaedi di hadapan ratusan peserta apel.
Menurutnya, media sosial sering dimanfaatkan pihak tertentu untuk menyebar provokasi. Oleh karena itu, ia menegaskan pentingnya literasi digital di kalangan pelajar. Generasi muda diharapkan mampu memilah informasi dengan cerdas sebelum membagikannya ke ruang publik.
Kepala SMA Muhammadiyah Kedungtuban, Arif Agus Hanafi, menambahkan bahwa apel pagi ini tidak sekadar rutinitas, melainkan sarana pendidikan karakter. Ia menilai siswa perlu diarahkan agar menjadi pribadi yang cerdas, peduli, sekaligus cinta damai.
“Kami ingin anak-anak kami tidak hanya pintar secara akademik, tetapi juga bijak dalam bersikap, terutama dalam menyikapi situasi sosial dan politik yang berkembang,” ujar Hanafi.
Ia menegaskan, sekolah ingin membentuk siswa yang tidak mudah terprovokasi. Melalui kegiatan ini, para pelajar diharapkan semakin sadar akan pentingnya menjaga persatuan. “Kami berharap mereka mampu menjadi generasi yang kritis sekaligus berperan menjaga harmoni di tengah masyarakat,” lanjutnya.
Baca juga, OKP Lintas Iman Jateng Serukan Pesan Damai, Tegaskan Tolak Kekerasan dan Adu Domba
Apel pagi ini diikuti dengan komitmen bersama seluruh siswa untuk menjaga kedamaian, baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat. Para guru dan tenaga kependidikan turut mendampingi jalannya kegiatan yang berlangsung tertib.
Gerakan Blora Cinta Damai sendiri memang bertujuan menyatukan berbagai elemen masyarakat. Kehadiran aparat kepolisian dalam kegiatan sekolah Muhammadiyah menjadi bentuk sinergi antara lembaga pendidikan dan pihak keamanan.

Sejumlah siswa mengaku mendapatkan pemahaman baru setelah mengikuti pengarahan. Mereka menyadari bahwa penggunaan media sosial yang sembarangan bisa menimbulkan dampak serius.
“Saya jadi lebih tahu kalau menyebar berita tanpa memastikan kebenarannya bisa menimbulkan masalah besar. Mulai sekarang saya akan lebih hati-hati,” ungkap salah satu siswa seusai apel.
Pihak sekolah menekankan bahwa pembinaan siswa tidak cukup hanya melalui mata pelajaran di kelas. Pendidikan karakter, termasuk membentuk sikap bijak di era digital, menjadi perhatian serius.
Arif Agus Hanafi menyatakan, kegiatan seperti ini akan rutin dilakukan untuk memperkuat nilai-nilai moral siswa. “Kami ingin anak-anak tumbuh sebagai generasi yang mampu menyeimbangkan kecerdasan akademik dan kedewasaan sikap,” ujarnya.
Apel pagi di Kedungtuban ini sekaligus menjadi momentum refleksi. Di tengah dinamika sosial dan politik, siswa diarahkan agar tetap menjaga ketenangan, memelihara persatuan, dan mengedepankan dialog damai.
Kegiatan yang berlangsung tertib tersebut menutup dengan seruan bersama menjaga perdamaian. Para siswa diminta menjadikan sekolah sebagai teladan sikap santun, sekaligus menularkan semangat damai di lingkungan sekitar.
Kontributor : Tio
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha