
PWMJATENG.COM, Surakarta – Semangat perjuangan K.H. Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah, tidak hanya dirasakan bangsa Indonesia. Nilai dan keteladanannya juga menembus batas negeri, termasuk menginspirasi Alwy Ahmed, mahasiswa internasional asal Kenya di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).
Alwy mengaku semakin mencintai Muhammadiyah setelah mendalami kisah hidup Sang Pencerah. Bahkan, ia menuliskan pemikirannya dalam empat buku yang berkaitan dengan perjuangan Ahmad Dahlan. Buku itu berjudul The Light of Ahmad Dahlan: Lentera Ahmad Dahlan, Embraced by His Beauty: A Spiritual Journey to Allah, The Ruby of Revelation, dan Beacons of Enlightenment: The Lives and Legacies of Ahmad Dahlan and Siti Walidah.
Kedekatan Alwy dengan Muhammadiyah bermula dari rasa penasaran saat pertama kali melihat nama Ahmad Dahlan di berbagai sudut kampus UMS. Ia lalu mencari tahu lebih dalam melalui internet dan bimbingan dosen.
“Saya mulai membaca tentang beliau di internet, lalu diperdalam saat bertemu dengan dosen saya, Dr. Ari Anshori. Beliau mengenalkan saya pada sejarah Muhammadiyah dan saya sangat terkesan dengan keteladanan K.H. Ahmad Dahlan,” ujarnya, Rabu (27/8).
Menurut Alwy, keberanian Ahmad Dahlan sejak muda dalam mengambil jalan berbeda demi kepentingan umat sangat membekas di hatinya. Ia mengekspresikan kekagumannya dengan sebuah ungkapan penuh semangat.
“Ketika kau menginginkan, kau mengagumi. Ketika kau mengagumi, kau menginspirasi. Ketika kau menginspirasi, kau bercita-cita, sebelum kau mati,” katanya.
Baca juga, Meneladani Nabi: Dari Sekadar Pujian Menuju Cinta yang Membawa Ittiba’
Kekaguman itu tidak berhenti pada apresiasi semata. Alwy terdorong untuk ikut berkontribusi dalam kegiatan sosial dan dakwah di UMS. Ia berencana mengikuti program relawan sebelum menuntaskan studinya.
“Sebelum meninggalkan UMS, saya ingin mengikuti kegiatan volunteer. Saya ingin berbagi cerita kepada mahasiswa lain supaya mereka juga bisa terinspirasi tentang Muhammadiyah,” jelasnya.

Selain menulis dan belajar di perpustakaan kampus, Alwy sering menghabiskan waktu di masjid. Ia mendalami nilai-nilai filantropi dan dakwah yang menurutnya menjadi salah satu warisan penting Ahmad Dahlan.
Baginya, cita-cita di UMS tidak hanya soal prestasi akademik. Ia ingin meninggalkan jejak pengabdian yang bisa dirasakan orang lain.
“Saya ingin ketika lulus nanti, bisa mengatakan bahwa saya telah memberi kontribusi nyata, khususnya melalui perpustakaan dan kegiatan mahasiswa internasional. Itu mimpi saya,” ungkapnya.
Alwy menilai, semangat Ahmad Dahlan harus dikenalkan kepada setiap mahasiswa sejak awal masuk kampus. Menurutnya, pengenalan terhadap tokoh pendiri Muhammadiyah akan memperkuat rasa kepedulian sosial dan tanggung jawab sebagai insan berilmu.
“Bayangkan, saya datang jauh dari Kenya dan justru saya yang mengusulkan agar setiap orientasi mahasiswa dikenalkan pada Ahmad Dahlan. Itu karena saya percaya, kisah beliau mampu menginspirasi siapa saja,” tuturnya.
Ia menegaskan, nilai perjuangan dan kepedulian sosial yang diwariskan Ahmad Dahlan sangat penting ditanamkan sejak dini. Baginya, hal itu menjadi bekal penting bagi mahasiswa UMS agar tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga peka terhadap kebutuhan masyarakat.
Kontributor : Fika
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha