Kampus Muhammadiyah se-Jateng Ikuti Sosialisasi LP-PTMA, Bahas Pemeringkatan dan Reputasi Global

PWMJATENG.COM, Semarang – Lembaga Pengembangan Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ’Aisyiyah (LP-PTMA) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah menggelar Sosialisasi dan Diskusi Pemeringkatan PTMA Jawa Tengah pada Rabu (27/8/2025).
Acara yang berlangsung di Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) itu dihadiri pimpinan dari 24 Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ’Aisyiyah (PTMA) se-Jawa Tengah. Kegiatan ini menjadi ruang strategis untuk membahas penguatan daya saing dan reputasi global perguruan tinggi Muhammadiyah di tingkat nasional maupun internasional.
Ketua LP-PTMA PWM Jawa Tengah, Harun Joko Prayitno, menegaskan pentingnya sinergi antar-PTMA dalam meningkatkan kualitas akademik dan tata kelola. “Pemeringkatan bukan sekadar angka, melainkan upaya bersama untuk menunjukkan kualitas dan kontribusi nyata perguruan tinggi Muhammadiyah bagi masyarakat,” ujarnya dalam sambutan.
Harun juga menekankan bahwa sosialisasi ini menjadi momentum untuk menyamakan langkah. Menurutnya, setiap perguruan tinggi perlu berkomitmen dalam peningkatan mutu, mulai dari aspek pengajaran, riset, hingga pengabdian kepada masyarakat.
Selain jajaran pimpinan PTMA, kegiatan ini menghadirkan dua narasumber berpengalaman. Pertama, Slamet Riyadi, Wakil Rektor I Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), yang membagikan strategi UMY dalam meraih peringkat nasional dan internasional. Kedua, Mega Hidayati, Kepala Badan Perencanaan dan Reputasi Global UMY, yang menyoroti pentingnya reputasi akademik dalam kancah global.
Baca juga, Sejarah Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Menurut Ustadz Adi Hidayat
Slamet Riyadi menuturkan, perguruan tinggi harus berani melakukan inovasi. “Kami di UMY menekankan pada riset yang berdampak serta jejaring internasional. Kolaborasi dengan berbagai universitas luar negeri menjadi faktor penting dalam peningkatan peringkat,” katanya.
Ia juga menambahkan bahwa publikasi ilmiah dan keterlibatan mahasiswa dalam program pertukaran internasional menjadi indikator penting. Menurut Slamet, langkah tersebut perlu segera ditindaklanjuti oleh PTMA lain agar tidak tertinggal.

Sementara itu, Mega Hidayati menjelaskan bahwa reputasi global tidak hanya ditentukan oleh capaian akademik, tetapi juga branding institusi. “Kita harus pandai membangun citra positif. Reputasi tidak bisa dibentuk dalam semalam, melainkan hasil dari konsistensi dan kerja kolektif,” ungkapnya.
Mega menekankan, perencanaan strategis jangka panjang wajib disusun secara matang. Ia menilai, pengelolaan reputasi perguruan tinggi perlu melibatkan seluruh unsur kampus, mulai dari pimpinan, dosen, mahasiswa, hingga alumni.
Diskusi berlangsung interaktif. Para pimpinan PTMA Jawa Tengah aktif menyampaikan pertanyaan dan berbagi pengalaman. Sejumlah peserta menyoroti tantangan terkait keterbatasan sumber daya dan kebutuhan peningkatan kualitas publikasi internasional.
Harun Joko Prayitno merespons dengan menyatakan bahwa LP-PTMA siap mendampingi seluruh kampus dalam menyusun strategi pengembangan. “Kami ingin semua PTMA di Jawa Tengah dapat naik kelas bersama. Tidak ada yang tertinggal, karena kita satu keluarga besar,” tegasnya.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha