Khazanah Islam

Belajar dari Fathu Makkah tentang Toleransi dan Keberagaman

PWMJATENG.COM – Peristiwa Fathu Makkah atau pembebasan Kota Makkah pada tahun kedelapan Hijriah menjadi salah satu momen paling monumental dalam sejarah Islam. Peristiwa ini tidak hanya menggambarkan kemenangan umat Islam secara politik dan militer, tetapi juga menjadi teladan agung tentang toleransi, pemaafan, dan penghormatan terhadap keberagaman. Rasulullah ﷺ menunjukkan sikap yang luar biasa dalam memperlakukan musuh-musuh yang dahulu keras memusuhinya.

Ketika umat Islam memasuki Kota Makkah, banyak sahabat yang beranggapan bahwa saat itulah waktunya membalas dendam atas segala penderitaan yang mereka alami sebelumnya. Namun, Rasulullah ﷺ justru menampilkan wajah Islam yang penuh kasih sayang. Beliau tidak menjadikan pembebasan itu sebagai ajang balas dendam, melainkan momentum untuk menegakkan perdamaian.

Rasulullah ﷺ bersabda kepada penduduk Makkah yang khawatir akan keselamatan mereka:

اذْهَبُوا فَأَنْتُمُ الطُّلَقَاءُ

“Pergilah, kalian semua bebas.” (HR. al-Baihaqi)

Kata-kata singkat namun penuh makna itu menegaskan bahwa Islam mengajarkan pengampunan, bukan kekerasan. Sikap Rasulullah ﷺ pada peristiwa Fathu Makkah ini sekaligus membuktikan bahwa kekuatan moral jauh lebih unggul daripada kekuatan fisik.

Toleransi dalam Perspektif Al-Qur’an

Al-Qur’an menegaskan bahwa tidak ada paksaan dalam beragama. Prinsip ini menjadi dasar dalam membangun sikap toleransi. Allah berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 256:

لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ ۖ قَد تَّبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ

“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama Islam; sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat.”

Baca juga, Hidup sebagai Ujian: Menemukan Keseimbangan dalam Ibadah dan Kehidupan

Ayat ini mengajarkan bahwa keberagaman dalam beragama adalah sunnatullah. Manusia diberi kebebasan untuk memilih jalan hidupnya, dan tugas seorang Muslim bukan memaksakan, melainkan menunjukkan teladan terbaik.

Relevansi Fathu Makkah bagi Umat Islam Masa Kini

Di tengah realitas masyarakat modern yang multikultural, semangat toleransi dari peristiwa Fathu Makkah sangat relevan untuk dijadikan pedoman. Dunia saat ini dipenuhi oleh berbagai identitas agama, etnis, dan budaya yang seringkali menimbulkan gesekan. Jika umat Islam meneladani Rasulullah ﷺ, maka yang akan muncul adalah harmoni, bukan konflik.

Rasulullah ﷺ tidak hanya mengampuni, tetapi juga menjaga kehormatan rumah-rumah ibadah. Dalam sebuah hadis, beliau menegaskan larangan merusak tempat ibadah agama lain, baik gereja, sinagoga, maupun biara. Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam Surah Al-Hajj ayat 40:

وَلَوْلَا دَفْعُ اللَّهِ النَّاسَ بَعْضَهُم بِبَعْضٍ لَّهُدِّمَتْ صَوَامِعُ وَبِيَعٌ وَصَلَوَاتٌ وَمَسَاجِدُ يُذْكَرُ فِيهَا اسْمُ اللَّهِ كَثِيرًا

“Sekiranya Allah tidak menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, niscaya telah dirobohkan biara-biara, gereja-gereja, rumah-rumah ibadah orang Yahudi, dan masjid-masjid yang di dalamnya banyak disebut nama Allah.”

Ayat ini menegaskan bahwa Islam melindungi keberadaan tempat ibadah, meskipun berbeda agama. Inilah wujud nyata toleransi yang harus dihidupkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Menanamkan Semangat Keberagaman

Belajar dari Fathu Makkah, umat Islam perlu menanamkan semangat keberagaman dalam kehidupan sehari-hari. Perbedaan bukanlah ancaman, melainkan peluang untuk saling mengenal. Allah Swt. menegaskan dalam Surah Al-Hujurat ayat 13:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ

“Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, lalu Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa.”

Ayat ini mengajarkan bahwa keberagaman adalah kehendak Allah. Yang membedakan derajat manusia bukanlah etnis atau agamanya, melainkan ketakwaannya.

Ikhtisar

Peristiwa Fathu Makkah memberikan teladan bahwa Islam adalah agama yang menjunjung tinggi toleransi dan keberagaman. Rasulullah ﷺ menunjukkan bahwa kemenangan sejati bukanlah menaklukkan musuh dengan pedang, melainkan menaklukkan hati dengan kasih sayang dan pengampunan.

Dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara, semangat ini perlu diteladani oleh seluruh umat Islam. Dengan menjunjung tinggi toleransi, menghormati keberagaman, dan mengutamakan dialog, masyarakat yang damai dan harmonis dapat terwujud.

Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE
#
https://cheersport.at/doc/pkv-games/https://cheersport.at/doc/bandarqq/https://cheersport.at/doc/dominoqq/https://www.acpi.com.br/ls/pkvgames/https://www.acpi.com.br/ls/bandarqq/https://www.acpi.com.br/ls/dominoqq/https://pedidu.com.br/clio/pkvgames/https://pedidu.com.br/clio/bandarqq/https://pedidu.com.br/clio/dominoqq/https://banasqualidade.com.br/mae/pkvgames/https://banasqualidade.com.br/mae/bandarqq/https://banasqualidade.com.br/mae/dominoqq/https://revistas.pge.sp.gov.br/docs/pkvgames/https://revistas.pge.sp.gov.br/docs/bandarqq/https://revistas.pge.sp.gov.br/docs/dominoqq/
https://journal.rtc.bt/https://plenainclusionmadrid.org/salud-mas-facil/
https://prajaiswara.jambiprov.go.id/https://lpm.stital.ac.id/https://digilib.stital.ac.id/https://lpsi.uad.ac.id/https://bsdm.uad.ac.id/https://sipil.teknik.untan.ac.id/