Khazanah Islam

Cara Islam Memaknai Waktu

PWMJATENG.COM – Dalam pandangan Islam, waktu bukan sekadar aliran detik, menit, dan jam yang berlalu begitu saja. Waktu adalah amanah Allah Swt. yang akan dimintai pertanggungjawaban. Setiap manusia diberi jatah waktu yang sama, tetapi cara memanfaatkannya menentukan kualitas hidup, keberkahan, bahkan keselamatan di akhirat.

Al-Qur’an berulang kali menegaskan pentingnya menjaga waktu. Salah satunya dalam surah Al-‘Ashr:

وَالْعَصْرِ ۝ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ ۝ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

Artinya: “Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, saling menasihati dalam kebenaran, dan saling menasihati dalam kesabaran.” (QS. Al-‘Ashr: 1–3).

Ayat tersebut menegaskan bahwa waktu adalah saksi perjalanan manusia. Barang siapa menyia-nyiakannya tanpa iman, amal saleh, dan komitmen pada kebenaran, maka ia akan merugi.

Waktu sebagai Nikmat yang Terlupakan

Rasulullah saw. pernah bersabda:

نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ

Artinya: “Ada dua kenikmatan yang banyak dilupakan oleh manusia, yaitu kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari).

Hadis ini mengingatkan bahwa waktu adalah peluang emas. Namun, sering kali manusia baru menyadari nilainya setelah habis. Waktu luang yang tidak digunakan untuk belajar, bekerja, atau beribadah akan berubah menjadi penyesalan.

Manajemen Waktu dalam Islam

Islam menekankan manajemen waktu melalui ibadah yang terikat dengan jadwal tertentu. Shalat lima waktu, misalnya, adalah bentuk disiplin spiritual. Setiap muslim dituntut menyesuaikan aktivitasnya dengan waktu ibadah, bukan sebaliknya. Dengan demikian, seorang muslim belajar menghargai detik-detik kehidupannya.

Baca juga, Pancasila, Konstitusi, dan Nilai Islam

Selain itu, Islam mengenalkan konsep barakah (keberkahan waktu). Seseorang yang mengisi waktunya dengan hal bermanfaat akan merasakan kelapangan, meski jam yang dimiliki sama dengan orang lain. Barakah ini hadir melalui ibadah, doa, serta menjauhi maksiat.

Waktu dan Tanggung Jawab Manusia

Setiap individu akan dimintai pertanggungjawaban tentang bagaimana ia memanfaatkan waktu. Nabi Muhammad saw. bersabda:

لَا تَزُوْلُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتّٰى يُسْأَلَ عَنْ أَرْبَعٍ: عَنْ عُمْرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ، وَعَنْ عِلْمِهِ فِيْمَا فَعَلَ، وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَا أَنْفَقَهُ، وَعَنْ جَسَدِهِ فِيْمَا أَبْلَاهُ

Artinya: “Tidak akan bergeser kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat sebelum ia ditanya tentang empat perkara: umurnya untuk apa dihabiskan, ilmunya untuk apa diamalkan, hartanya dari mana diperoleh dan ke mana dibelanjakan, serta tubuhnya untuk apa digunakan.” (HR. Tirmidzi).

Hadis ini menegaskan bahwa waktu hidup adalah aset utama. Manusia tidak hanya dituntut bekerja keras, tetapi juga diarahkan agar setiap aktivitasnya bermakna, membawa manfaat, serta memberi kontribusi kebaikan.

Cara Islam Mengajarkan Pemanfaatan Waktu

Ada beberapa prinsip yang diajarkan Islam dalam memaknai waktu:

  1. Mengisi waktu dengan ibadah: Shalat tepat waktu, membaca Al-Qur’an, berdzikir, dan berdoa.
  2. Menyeimbangkan dunia dan akhirat: Islam tidak melarang bekerja, berdagang, atau menuntut ilmu, asalkan tetap dalam koridor halal dan tidak melalaikan kewajiban agama.
  3. Menjauhi kesia-siaan: Rasulullah saw. melarang umatnya membuang waktu dengan hal yang tidak bermanfaat.
  4. Mengatur prioritas: Dalam manajemen Islam, yang utama didahulukan. Prinsip ini menjaga agar hidup tidak terjebak dalam rutinitas tanpa arah.
Ikhtisar

Islam memandang waktu sebagai karunia Allah Swt. yang harus dijaga. Setiap detik adalah kesempatan untuk mendekat kepada-Nya. Waktu yang digunakan untuk kebaikan akan menjadi saksi di akhirat, sedangkan waktu yang disia-siakan akan menjerumuskan manusia dalam kerugian.

Maka, seorang muslim seharusnya menjadikan waktu sebagai sahabat. Dengan manajemen yang baik, keseimbangan dunia dan akhirat dapat diraih. Pada akhirnya, memaknai waktu dalam Islam adalah menjalani kehidupan dengan penuh kesadaran bahwa setiap detik adalah ibadah dan persiapan menuju pertemuan dengan Allah Swt.

Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE
#
https://cheersport.at/doc/pkv-games/https://cheersport.at/doc/bandarqq/https://cheersport.at/doc/dominoqq/https://www.acpi.com.br/ls/pkvgames/https://www.acpi.com.br/ls/bandarqq/https://www.acpi.com.br/ls/dominoqq/https://pedidu.com.br/clio/pkvgames/https://pedidu.com.br/clio/bandarqq/https://pedidu.com.br/clio/dominoqq/https://banasqualidade.com.br/mae/pkvgames/https://banasqualidade.com.br/mae/bandarqq/https://banasqualidade.com.br/mae/dominoqq/https://revistas.pge.sp.gov.br/docs/pkvgames/https://revistas.pge.sp.gov.br/docs/bandarqq/https://revistas.pge.sp.gov.br/docs/dominoqq/
https://journal.rtc.bt/https://plenainclusionmadrid.org/salud-mas-facil/
https://prajaiswara.jambiprov.go.id/https://lpm.stital.ac.id/https://digilib.stital.ac.id/https://lpsi.uad.ac.id/https://bsdm.uad.ac.id/