
PWMJATENG.COM, Pekalongan – Unit Sahabat Difabel Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan (SAHDU UMPP) menerima hibah dua set Alquran Braille lengkap 30 juz dari Pusat Layanan Disabilitas (PLD) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Kamis (7/8/25). Hibah ini menjadi bentuk dukungan nyata untuk memperluas akses spiritual bagi mahasiswa tunanetra di lingkungan UMPP.
Penyerahan dilakukan secara simbolis oleh Ketua PLD UIN Sunan Kalijaga, Asep Jahidin. Ia menyerahkan langsung kepada Wakil Rektor I UMPP, Mokhamad Arifin, didampingi Tim Ahli SAHDU. Suasana acara berlangsung hangat dan penuh semangat kolaboratif. Kegiatan ini menegaskan komitmen bersama dalam memperjuangkan pendidikan inklusif dan ramah difabel.
Selain menerima hibah, tim SAHDU UMPP mendapat kesempatan meninjau berbagai fasilitas ramah disabilitas yang dimiliki UIN Sunan Kalijaga. Mereka juga berdialog langsung dengan mahasiswa disabilitas di kampus tersebut. Melalui interaksi itu, tim SAHDU memperoleh banyak pelajaran mengenai strategi pendampingan serta pendekatan inklusif yang sudah diterapkan secara nyata.
Koordinator SAHDU, Irnawati, menyampaikan apresiasi mendalam atas sambutan yang mereka terima. Menurutnya, hibah Alquran Braille ini tidak hanya memberi manfaat material, tetapi juga nilai moral dan spiritual.
“Hibah ini sangat berarti bagi kami. Tidak hanya sebagai tambahan fasilitas, melainkan juga simbol semangat kebersamaan. Kami pun terinspirasi melihat fasilitas dan sistem pendampingan di UIN Sunan Kalijaga yang begitu terstruktur,” ungkapnya.
Irnawati menegaskan bahwa pengalaman tersebut akan menjadi motivasi kuat bagi SAHDU untuk terus berinovasi. Baginya, penyediaan aksesibilitas yang lebih luas merupakan tanggung jawab moral sekaligus langkah nyata dalam mewujudkan kampus yang ramah difabel.
Wakil Rektor I UMPP, Mokhamad Arifin, juga menegaskan komitmen universitas dalam memperjuangkan kesetaraan. Ia menyebut kolaborasi dengan PLD UIN Sunan Kalijaga sebagai momentum penting.
“Kami berkomitmen untuk terus memperjuangkan aksesibilitas dan pelayanan optimal bagi mahasiswa difabel. Kerja sama semacam ini adalah langkah nyata menuju kampus inklusif, adaptif, dan menjunjung tinggi kesetaraan bagi semua,” jelasnya.
Baca juga, Rahasia Surat Al-Jin dan Cara Ampuh Menangkal Gangguan Setan
Arifin menambahkan, hibah Alquran Braille ini diharapkan bisa menjadi pemicu semangat mahasiswa difabel untuk semakin mendalami ajaran agama. Dengan demikian, keterbatasan fisik tidak lagi menjadi penghalang dalam meraih pengetahuan spiritual.
Hibah tersebut bukan sekadar tambahan sarana, tetapi juga bentuk dukungan moral yang sangat dibutuhkan mahasiswa tunanetra. Keberadaan Alquran Braille memberi pesan kuat bahwa setiap mahasiswa, tanpa terkecuali, memiliki hak yang sama dalam memperoleh layanan pendidikan dan spiritual.

Langkah yang dilakukan PLD UIN Sunan Kalijaga ini sekaligus menunjukkan pentingnya kolaborasi lintas kampus. Dengan saling berbagi pengalaman, inovasi, dan fasilitas, tercipta budaya pendidikan yang lebih inklusif dan berkeadilan.
Kegiatan hibah dan kunjungan ini menandai langkah baru SAHDU UMPP untuk mengembangkan pelayanan yang lebih komprehensif. Tim ahli yang terlibat mendapatkan banyak masukan praktis yang bisa diterapkan di lingkungan UMPP.
Upaya menghadirkan lingkungan yang inklusif bukan hanya sebatas penyediaan fasilitas fisik. Lebih dari itu, dibutuhkan sistem pendampingan, penguatan moral, dan pemahaman kolektif seluruh civitas akademika. Dengan cara itulah mahasiswa difabel dapat merasa dihargai, diterima, dan termotivasi.
Kolaborasi ini diharapkan tidak berhenti pada hibah Alquran Braille semata. Ke depan, SAHDU UMPP menargetkan adanya kerja sama berkelanjutan dalam bidang pelatihan, penelitian, hingga pengembangan kurikulum inklusif. Semua itu sejalan dengan cita-cita besar Muhammadiyah dalam membangun pendidikan yang merangkul keberagaman.
Kontributor :Nanang
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha