Belajar Bahasa Inggris Sambil Masak? Ibu-Ibu PKK Pamengger Brebes Antusias Ikuti Pelatihan Unik dari UMBS!

PWMJATENG.COM, Brebes – Suasana dapur berubah menjadi ruang kelas yang hangat dan menyenangkan bagi para ibu rumah tangga Desa Pamengger, Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Brebes. Pada Selasa, 24 Juni 2025, puluhan anggota Tim Penggerak PKK desa tersebut mengikuti pelatihan Bahasa Inggris bertema “English for Kitchen Tools” yang diselenggarakan oleh Universitas Muhammadiyah Brebes (UMBS).
Pelatihan ini merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat UMBS yang menyasar kelompok ibu rumah tangga sebagai motor edukasi dalam keluarga. Tak seperti pelatihan bahasa pada umumnya, kegiatan ini menyajikan materi yang dekat dengan kehidupan sehari-hari: mengenal nama-nama alat dapur dalam Bahasa Inggris.
“Kami mencoba menghadirkan pendekatan yang kontekstual, agar mudah dipahami dan langsung bisa dipraktikkan,” kata Aldin, dosen UMBS yang menjadi pelaksana kegiatan.
Ia menjelaskan, metode pelatihan menggunakan media visual seperti poster bergambar dan bertulisan A3 yang menampilkan alat-alat dapur, seperti spatula, ladle, frying pan, knife, dan lainnya. Para peserta tidak hanya diminta membaca, tetapi juga melafalkan kata-kata tersebut dengan benar, dibimbing langsung oleh instruktur.
Menurut Aldin, pelatihan ini memiliki dampak besar terhadap pemberdayaan perempuan, terutama mereka yang jarang tersentuh akses pendidikan nonformal.
“Rasanya bahagia sekali melihat semangat ibu-ibu yang ternyata haus ilmu. Ini bukan sekadar belajar bahasa, tapi membangun kepercayaan diri dan membuka wawasan. Saya harap kegiatan ini bisa terus dilanjutkan dan menyebar ke berbagai wilayah di Brebes,” ujarnya.
Kegiatan tersebut juga mendapat dukungan dari tokoh masyarakat setempat. Sukron, yang turut hadir dalam kegiatan, menyampaikan apresiasinya atas inisiatif UMBS.
Baca juga, Meneladani Nabi Ibrahim: Keteladanan dalam Memuliakan Tamu, Mendidik Anak, dan Menjaga Masyarakat
“Kami sangat mendukung. Pelatihan ini membuka peluang baru bagi ibu-ibu di desa yang selama ini jarang mendapatkan pelatihan seperti ini. Ini sangat positif,” ungkap Sukron.
Antusiasme peserta terlihat jelas sepanjang kegiatan. Sulastri, salah satu peserta, mengaku terkejut sekaligus senang bisa mengetahui dan melafalkan kosakata baru.

“Saya baru tahu kalau spatula itu artinya sodet. Sekarang saya bisa mengucapkannya dengan benar,” kata Sulastri sambil tertawa.
Hal senada disampaikan Marni, peserta lainnya, yang berharap kegiatan seperti ini bisa rutin dilaksanakan dan menjangkau lebih banyak desa.
“Semoga tidak hanya di desa kami. Banyak ibu-ibu di luar sana yang juga ingin belajar. Kalau bisa diadakan rutin, kami pasti ikut,” ujarnya antusias.
Pelatihan ini menunjukkan bahwa belajar Bahasa Inggris tidak harus kaku dan formal. Dengan pendekatan yang sederhana dan relevan dengan keseharian, para ibu rumah tangga bisa ikut merasakan manfaatnya secara langsung.
UMBS sendiri berkomitmen untuk terus memperluas program serupa. Menurut pernyataan resmi dari pihak kampus, pelatihan ini menjadi contoh nyata bagaimana literasi bahasa asing bisa menyentuh lapisan masyarakat paling dasar.
“Kami ingin mendorong perubahan dari akar. Ibu rumah tangga punya peran besar dalam pendidikan anak dan keluarga. Jika mereka melek bahasa, maka efeknya akan terasa luas,” kata Aldin.
Kontributor : Lukmanul Hakim
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha