
PWMJATENG.COM, Surakartaย โย Kepemimpinan muda menjadi sorotan utama dalam forum Ultimate Talk ke-4 yang digelar Ikatan Keluarga Alumni Universitas Muhammadiyah Surakarta (IKA UMS), Sabtu (21/6). Mengusung tema โPemimpin Muda, Solusi Bangsa: Membangun Kepemimpinan Kolaboratif dan Inklusifโ, kegiatan ini diselenggarakan secara daring melalui Zoom dan menghadirkan empat pembicara dari lintas sektor alumni UMS.
Acara tersebut menghadirkan Farid Wajdi (Direktur Sekolah Pascasarjana UMS), Anung Anindita (Chief of Mercer Consultant), Tyo Guritno (Chairman of Inspigo), dan Widyanto Eko Nugroho (Aparatur Sipil Negara). Seluruh narasumber menekankan pentingnya kolaborasi, inklusi, kesadaran diri, serta keterlibatan aktif pemuda dalam menyelesaikan persoalan bangsa. Diskusi dipandu oleh Tutut Handayani dan ditutup dengan closing insight dari Wakil Rektor III UMS, Mutohharun Jinan.
Farid Wajdi sebagai pembicara pertama menyatakan bahwa pemimpin muda harus tangguh menghadapi krisis iklim, transformasi digital, dan polarisasi politik. Ia menekankan pentingnya keberanian untuk mendengarkan masyarakat dan memiliki visi keberlanjutan.
โJangan tunggu diberi panggung, bangunlah panggungmu sendiri,โ seru Farid. Ia mengingatkan bahwa rendahnya kepercayaan generasi muda terhadap elite politik bisa menjadi ancaman bagi regenerasi kepemimpinan nasional.
Sementara itu, Anung Anindita menyoroti urgensi kepemimpinan inklusif dalam dunia kerja yang semakin kompleks dan beragam. Ia menjelaskan bahwa inklusivitas bukan hanya soal keberagaman, tapi juga tentang bagaimana pemimpin menciptakan ruang yang aman untuk semua potensi berkembang.
Baca juga, Bangkitkan Kekuatan Ekonomi Umat: Refleksi Islam atas Kekayaan, Kedermawanan, dan Ancaman Global
โInklusi memungkinkan terciptanya performa dan pertumbuhan berkelanjutan,โ ujarnya. Ia juga menekankan pentingnya memahami perbedaan antara perubahan (change) dan transformasi (transformation) dalam dunia bisnis yang cepat berubah.
Tyo Guritno sebagai pembicara ketiga mengangkat tema kesadaran diri dan kesiapan menghadapi era kecerdasan buatan (AI). Ia menyampaikan bahwa di masa depan, yang bertahan bukanlah yang cerdas secara akademik, melainkan mereka yang adaptif dan cepat belajar.

โKenali nilai hidupmu, kekuatanmu, dan apa yang membuatmu unik. Karier itu bukan kebetulan, tapi perjalanan yang dirancang secara sadar,โ ujarnya. Ia juga mendorong mahasiswa agar menyusun curriculum vitae yang sejalan dengan nilai pribadi dan tidak hanya meniru format umum.
Sebagai penutup, Widyanto Eko Nugroho mengajak generasi muda untuk memahami kompleksitas persoalan bangsa yang lintas sektor. Ia memperkenalkan pendekatan OPOR ILATโOwnership, Positioning, dan Rolesโuntuk membingkai peran strategis pemuda.
โMenjadi pemimpin berarti mengambil peran secara sadar, baik sebagai pemain inti, pendukung, maupun suporter. Semua penting selama punya niat memberi dampak,โ tegas Widyanto. Ia pun mencontohkan gerakan sosial โSurau Bersihโ yang digagas alumni UMS sebagai bentuk nyata kontribusi terhadap masyarakat.
Kontributor : Yusuf
Ass Editor : Ahmad; Editor :ย M Taufiq Ulinuha