
PWMJATENG.COM, Surakarta – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menggandeng pakar dari Australia dalam merancang model pembelajaran menulis berbasis kecerdasan buatan (AI) dan pendekatan autentik bagi mahasiswa English as a Foreign Language (EFL). Melalui kegiatan Focus Group Discussion (FGD) bertema “Integrated Authentic and AI-based Learning for Writing Skills in EFL Learning Context”, UMS menunjukkan komitmennya dalam merespons tantangan pendidikan di era digital.
Acara yang digelar di Hotel Aston Surakarta ini merupakan bagian dari riset yang didanai Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM), Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek RI). Fokus utama riset adalah menyusun model pembelajaran menulis bagi mahasiswa EFL yang memadukan pendekatan autentik dan teknologi AI secara terintegrasi.
Ketua Tim Riset, Susiati, menuturkan bahwa FGD ini menjadi momentum penting untuk memperjelas arah pengembangan model pembelajaran yang dirancang. Ia menekankan bahwa diskusi ini membantu tim memahami kebutuhan riil di lapangan.
“Dari kegiatan ini, kami bisa memetakan model pembelajaran yang mampu menjawab tantangan AI tanpa menghilangkan esensi berpikir kritis dan pembelajaran otentik,” ungkap Susiati, Jumat (20/6).
Sebagai narasumber utama, Zamzami Zainuddin, pakar AI in Education dari Flinders University, Australia, menyampaikan paparannya secara daring. Ia menyoroti pentingnya mempertahankan daya pikir kritis mahasiswa di tengah derasnya arus teknologi.
“AI memang menawarkan kemudahan luar biasa. Tapi yang harus kita jaga adalah sisi manusiawi mahasiswa: berpikir kritis, reflektif, dan kreatif. Jangan sampai mereka berhenti berpikir karena terlalu mengandalkan mesin,” tegas Zamzami.
Baca juga, Meneladani Nabi Ibrahim: Keteladanan dalam Memuliakan Tamu, Mendidik Anak, dan Menjaga Masyarakat
Zamzami memperkenalkan AI Scale in Education, konsep adaptasi teknologi AI secara bertahap—mulai dari eksplorasi, revisi, hingga refleksi. Pendekatan ini senada dengan model Integrated Authentic and AI-based Learning (IAAIL) yang sedang dikembangkan oleh tim riset UMS.
FGD ini diawali dengan pemaparan hasil observasi dan kuesioner yang melibatkan mahasiswa serta dosen Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UMS. Beberapa temuan menarik mengemuka, seperti kecenderungan mahasiswa menggunakan ChatGPT untuk menyusun ide hingga menyalin teks secara langsung sebagai bagian dari tugas.

Menariknya, mayoritas mahasiswa menyadari bahwa AI semestinya menjadi alat bantu, bukan pengganti proses berpikir. Mereka menyarankan penggunaan AI untuk membantu pencarian ide, revisi, atau saat menghadapi tenggat waktu yang ketat.
Salah satu peserta FGD, Hanum Khaerunisa, mahasiswa UMS, mengaku mendapatkan wawasan baru dari diskusi ini. “Saya jadi sadar bahwa AI bukan musuh, tapi teman belajar yang cerdas—asal tahu batasnya,” ujarnya.
Selain tim riset utama yang terdiri dari Susiati, Hardika Dwi Hermawan (Dosen PTI FKIP UMS), Hanum Khaerunisa, dan Muhammad Isnaeni Kusuma (mahasiswa PBI dan PTI), kegiatan ini juga dihadiri oleh dosen FKIP lainnya. Mereka menyampaikan pandangan mengenai penggunaan AI dalam kelas serta upaya merancang strategi pembelajaran yang tetap menekankan nilai-nilai akademik.
Beberapa dosen mengakui masih mengeksplorasi pola pengajaran yang tidak sepenuhnya bergantung pada AI. Namun, mereka juga terbuka terhadap inovasi model yang lebih adaptif dan kontekstual sesuai perkembangan zaman.
Kontributor : Yusuf
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha