Dakwah Digital Semakin Canggih! Muhammadiyah Semarang Pacu Syiar Lewat Kecerdasan Buatan

PWMJATENG.COM, Semarang – Suasana ruang rapat SD Muhammadiyah Plus Mijen, Sabtu (14/6/2025), tampak berbeda dari biasanya. Sebanyak 50 perwakilan Majelis Tabligh dari Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) se-Kota Semarang berkumpul bukan sekadar untuk membahas laporan rutin, melainkan menjemput masa depan dakwah digital berbasis kecerdasan buatan (AI).
Pertemuan yang diinisiasi Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Semarang ini menghadirkan Kasmui, dosen Universitas Negeri Semarang (Unnes) sekaligus Sekretaris Korps Mubaligh Muhammadiyah (KMM) Kota Semarang. Dalam paparannya, ia menegaskan bahwa dakwah tak lagi cukup hanya dari mimbar. Kini, dai dituntut mahir merangkai pesan di dunia maya.
“Informasi dan data telah menjadi kekuatan baru. Di Indonesia, pengguna internet sudah mencapai lebih dari 175 juta. Maka, dakwah digital menjadi keniscayaan yang tak bisa dihindari,” ujar Kasmui di hadapan peserta rakor.
Menurutnya, dunia digital menyajikan peluang besar untuk menyebarkan ajaran Islam secara luas dan efektif. Melalui pemanfaatan AI, dakwah dapat disampaikan secara lebih relevan, personal, dan cepat. “Bayangkan, AI bisa membantu menganalisis tren kebutuhan umat, menghasilkan konten adaptif, hingga menyebarkannya lewat chatbot dan media sosial,” tambahnya.
Antusiasme peserta begitu terasa saat sesi praktik digelar. Peserta lintas usia tampak serius mengikuti panduan yang disampaikan tim pendamping. Beberapa peserta paruh baya bahkan terlihat mencoba mengoperasikan aplikasi dakwah digital dengan penuh semangat, meski harus bersusah payah memahami antarmuka baru.
“Banyak yang awalnya bingung, tapi akhirnya tersenyum saat berhasil mencoba sistem digital ini. Ini kemenangan kecil yang punya dampak besar bagi syiar kita,” ungkap Kasmui.
Tak hanya soal distribusi konten, Kasmui juga menjelaskan bahwa AI dapat diaplikasikan dalam beragam lini. Mulai dari aplikasi pembelajaran Al-Qur’an berbasis suara, asisten virtual untuk menjawab pertanyaan ibadah, hingga platform pembelajaran daring yang mampu merekomendasikan materi sesuai kebutuhan pengguna.
Baca juga, Sofyan Anif: Pendidikan Muhammadiyah Menjaga Keseimbangan Nilai di Tengah Arus Modernisasi
“AI bahkan bisa digunakan untuk mengatur jadwal kegiatan masjid, membantu kalkulasi zakat, hingga mengingatkan waktu shalat. Ini semua bentuk efisiensi yang penting, apalagi sumber daya manusia kita terbatas,” jelasnya.
Rapat koordinasi ini juga disambut positif oleh Wakil Ketua PDM Kota Semarang, Sukamdo. Ia menegaskan bahwa Muhammadiyah harus menjadi pelopor dalam memanfaatkan teknologi untuk syiar Islam.

“Dakwah digital dan pemanfaatan AI bukan lagi opsi, tapi keharusan. Kita harus menjangkau generasi muda yang akrab dengan gawai. Dengan teknologi, kita bisa memperluas jangkauan, meningkatkan interaksi, dan menjadikan Islam semakin relevan,” tegas Sukamdo.
Ia mengingatkan bahwa dakwah digital bukan sekadar memindahkan ceramah ke YouTube atau media sosial. Lebih dari itu, diperlukan strategi komunikasi yang cerdas dan terencana. “Dakwah kita harus bisa menembus algoritma, bersaing dengan konten populer lain, tapi tetap menyampaikan pesan yang mencerahkan,” katanya.
Pertemuan ini pun menjadi ajang refleksi dan transformasi. Dari mimbar ke monitor, dari lisan ke tulisan digital, semangat dakwah Muhammadiyah di Kota Semarang kini diarahkan menuju medan baru: dunia digital yang dinamis dan penuh tantangan.
Dengan pemanfaatan AI secara tepat, Majelis Tabligh diharapkan mampu menyusun strategi dakwah yang lebih efisien, menyasar audiens yang lebih luas, dan tetap menjaga substansi Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam.
“Setiap jemari yang menyentuh layar bisa menjadi jalan dakwah, asal pesan kita hadir di sana. Mari manfaatkan teknologi sebagai wasilah syiar,” tutup Kasmui dengan optimistis.
Kontributor : Agung
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha