Tegaskan Iman, Hijrah, dan Jihad! Musypimda I PDA Banyumas Jadi Titik Balik Gerakan Perempuan Berkemajuan

PWMJATENG.COM, Banyumas – Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) Banyumas sukses menggelar Musyawarah Pimpinan Daerah (Musypimda) I untuk periode 2022–2027 dengan semangat tinggi dan antusiasme peserta. Kegiatan ini berlangsung pada Ahad, 11 Mei 2025, di aula SMA Muhammadiyah Tambak dan menjadi momentum penting bagi penguatan langkah strategis gerakan perempuan Muhammadiyah di Banyumas.
Dengan mengusung tema “Dinamisasi Perempuan Berkemajuan Mewujudkan Banyumas Berkeadilan,” Musypimda I tak sekadar menjadi forum formalitas, tetapi ruang refleksi, konsolidasi, dan perumusan arah baru gerakan. Tema ini menegaskan misi dakwah dan tajdid ‘Aisyiyah di tengah tantangan zaman yang kian kompleks, baik secara sosial, politik, maupun spiritual.
Kegiatan ini diikuti oleh lebih dari 200 peserta yang terdiri atas 28 Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah (PCA) se-Kabupaten Banyumas, serta unsur organisasi otonom (ortom) putri, seperti PDNA, IMMawati, IPMawati, dan seluruh jajaran Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah Banyumas.
Dalam sambutannya, perwakilan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Banyumas, Mintaraga Eman Surya, mengangkat ruh gerakan dari QS. Al-Baqarah ayat 218. Ayat tersebut berbunyi, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman, berhijrah, dan berjihad di jalan Allah, mereka itulah yang mengharapkan rahmat Allah. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Mintaraga menegaskan bahwa gerakan ‘Aisyiyah mesti dibangun di atas tiga pilar utama: iman sebagai pondasi spiritual, hijrah sebagai strategi perubahan organisasi, dan jihad sebagai bentuk totalitas pengabdian di jalan dakwah. Ia juga menyoroti pentingnya karakter gerakan yang bersifat humanis, membebaskan, dan transendental—cerminan Islam yang rahmatan lil-‘alamin.
Baca juga, Bahlil: Hubungan Muhammadiyah dan Golkar Ibarat Anak dan Ibu, Bukan Politik Transaksional!
Sementara itu, Ketua PDA Banyumas, Zakiyah, dalam pidato iftitahnya, menggarisbawahi peran perempuan yang tidak boleh terbatas di ranah domestik saja. “Gerakan perempuan harus aktif di ruang publik. Perempuan berkemajuan adalah mereka yang berdaya secara spiritual, intelektual, dan sosial,” ujarnya dengan tegas.
Zakiyah menekankan bahwa Musypimda bukan sekadar agenda rutin, melainkan momentum strategis untuk menyegarkan ideologi, memperbarui metode dakwah, dan memperkuat gerakan kemanusiaan yang berkeadilan.

Musypimda I menghasilkan sejumlah keputusan penting melalui tiga sidang komisi. Komisi A merumuskan agenda strategis berbasis keadilan sosial dan partisipasi perempuan. Komisi B membahas tata kelola organisasi modern berbasis digital, serta membangun sinergi antarlembaga. Adapun Komisi C menggarap penguatan ideologi dan kepemimpinan transformatif yang relevan dengan kebutuhan zaman.
Hasil sidang-sidang tersebut menjadi pijakan penting bagi PDA Banyumas dalam menyusun arah gerakan lima tahun ke depan. Musypimda ini juga memperkuat sinergi antar-pimpinan dan kader agar lebih adaptif, progresif, dan berorientasi pada pemberdayaan masyarakat Banyumas.
Di akhir acara, peserta sepakat bahwa ‘Aisyiyah Banyumas harus tampil sebagai pelopor perubahan sosial yang adil dan berkemajuan. Gerakan ini tidak hanya menyentuh aspek spiritualitas, tetapi juga menyasar pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan sosial secara menyeluruh.
“Dengan Musypimda ini, kami berharap gerakan ‘Aisyiyah Banyumas semakin kokoh dan terarah dalam mengemban amanah dakwah. Kami siap membawa perubahan nyata menuju masyarakat yang adil, sejahtera, dan bermartabat,” ujar salah satu peserta dari PCA Sumpiuh.
Kontributor : Rhani
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha