AUMBerita

UMS Lanjutkan Safari Ramadan, Perkuat Pemahaman Islam Wasathiyah

PWMJATENG.COM, Surakarta – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali menggelar rangkaian Safari Ramadan 1446 H dengan menghadirkan pengajian dan pengarahan bagi sivitas akademika. Acara ini diikuti oleh dosen dan tenaga kependidikan (tendik) dari berbagai fakultas dan unit, termasuk Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Sekolah Pascasarjana, Fakultas Hukum, Fakultas Geografi, serta Perpustakaan & Pusat Layanan Digital. Kegiatan berlangsung di Ruang Seminar Gedung Induk Siti Walidah pada Senin (17/3).

Rektor UMS, Sofyan Anif, yang akan mengakhiri masa kepemimpinannya pada April mendatang, menyampaikan pesan kepada seluruh peserta agar tetap mendukung rektor baru yang akan meneruskan kepemimpinan UMS.

“Jangan sampai ada yang tidak mendukung, karena saya sudah berjuang keras membesarkan UMS seperti sekarang. Jika kepemimpinan berikutnya tidak didukung, itu akan sangat disayangkan,” tegasnya.

Sofyan Anif menambahkan bahwa UMS saat ini telah mendapatkan kepercayaan tidak hanya di tingkat nasional, tetapi juga internasional. Ia pun meminta maaf jika selama masa kepemimpinannya terdapat kebijakan yang belum bisa mengakomodasi semua pihak.

Dalam laporannya, Sofyan Anif menyebut bahwa kekuatan utama UMS adalah jumlah mahasiswa. Hingga saat ini, pendaftar yang telah teregistrasi mencapai 2.074 orang, sementara total pendaftar telah melebihi 9.000. Angka ini meningkat 25% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Selain itu, dalam kesempatan tersebut, Sofyan Anif menjelaskan bahwa program dari Pimpinan Pusat (PP) dan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) saat ini berfokus pada penguatan ideologi Muhammadiyah, terutama terkait dengan Risalah Islam Berkemajuan dan konsep Islam Wasathiyah.

Baca juga, Makna Ramadan sebagai Bulan Al-Qur’an

Islam Wasathiyah atau Islam moderat berakar dari QS Al-Baqarah ayat 143.

“Allah memilih satu kelompok kaum yang disebut sebagai ‘umatan wasathan’. Wasath berarti tengah, tetapi juga bisa diartikan sebagai adil. Makanya, wasit dalam pertandingan juga berasal dari kata wasath, karena harus bersikap adil dan berada di tengah-tengah,” jelasnya.

Menurutnya, banyak ulama yang menafsirkan kata wasatha sebagai kelompok umat yang unggul dan memiliki kelebihan kompetitif dibandingkan umat lainnya.

“Islam Wasathiyah harus tercermin dalam pemahaman kita. Ini adalah Islam yang unggul, berkeadilan, dan tidak condong ke arah sekularisme,” paparnya.

Ia juga menegaskan bahwa Islam yang berkemajuan adalah Islam yang tidak ekstrem ke kanan maupun ke kiri, melainkan menyeimbangkan antara kehidupan dunia dan akhirat.

“Islam tidak boleh hanya fokus pada satu aspek saja. Islam harus selalu berpikir untuk keseimbangan dunia dan akhirat,” tandasnya.

Sebagai penutup, Sofyan Anif menekankan pentingnya implementasi Islam Wasathiyah dalam kehidupan sehari-hari melalui tindakan nyata untuk membentuk kebudayaan yang berkemajuan.

Kontributor : Maysali
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE