AUMBerita

98 Mahasantri Mahad Aiska Ikuti Pelatihan Jurnalistik: “Jadilah Buzzernya Allah!”

PWMJATENG.COM, Surakarta – Sebanyak 98 mahasantri Mahad Universitas ‘Aisyiyah Surakarta (Aiska) mengikuti Pelatihan Jurnalistik untuk Digital Dakwah yang digelar di Open Space Gedung Aiska, Jalan Drenges IV, Mangkubumen, Kecamatan Laweyan, Kota Solo, Minggu (22/6/2025). Kegiatan ini menjadi langkah awal dalam memperkuat peran generasi muda Islam di dunia digital melalui media yang cerdas, santun, dan penuh hikmah.

Direktur Mahad Aiska, Imam Muqoyyad, menyampaikan apresiasinya atas antusiasme para peserta. Ia menekankan pentingnya peran tulisan dalam era digital yang penuh arus informasi. “Jadilah buzzernya Allah. Jadilah penyampai kebaikan, penyebar pesan-pesan Allah via dakwah, dan pembela kebenaran di tengah hiruk-pikuk informasi dunia,” ujarnya penuh semangat.

Menurut Imam, mahasantri kini harus semakin paham bagaimana menyajikan informasi yang akurat dan sesuai dengan kaidah jurnalistik. Ia menilai menulis bukan hanya keterampilan teknis, tetapi juga latihan berpikir terstruktur. “Mahasantri bisa menebarkan nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin melalui opini, artikel, atau postingan media sosial yang mencerahkan,” tambahnya.

Pelatihan ini menghadirkan Dwi Jatmiko sebagai narasumber utama. Ia merupakan dai champions standardisasi dari Majelis Ulama Indonesia Pusat serta Ketua Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) Pimpinan Daerah Muhammadiyah Solo.

Baca juga, Islam, Toleransi, dan Tantangan Keberagaman dalam Bingkai Fastabiqul Khairat

Dalam materinya, Dwi menjelaskan tentang jenis-jenis tulisan dalam jurnalistik, mulai dari straight news hingga feature news. Ia menekankan bahwa feature adalah bentuk berita yang menyoroti sisi kemanusiaan dan disajikan dengan gaya naratif. “Tulisan ini tetap berbasis fakta, tetapi bertujuan menggugah emosi dan ketertarikan pembaca,” jelasnya.

Materi yang disampaikan pada pelatihan ini mencakup dasar-dasar jurnalistik, seperti pengenalan terhadap berita, unsur 5W+1H, nilai berita (news value), dan teknik menulis berita langsung. “Materi pelatihan masih dasar seperti apa itu berita, nilai berita, dan perbedaan jenis-jenis berita,” ungkapnya.

Ia juga mengutip pesan klasik dari Imam Al-Ghazali: “Kalau kamu bukan anak ulama besar, bukan pula anak seorang raja, maka menulislah.” Kutipan itu, menurutnya, menjadi motivasi kuat untuk terus berkarya dalam dunia literasi. Ustaz Dwi juga mengingatkan bahwa para ilmuwan besar, baik dari dunia Barat maupun Islam, dikenang karena karya-karyanya. Sebut saja nama-nama seperti Al-Ghazali, Aristoteles, Plato, Karl Marx, Al-Farabi, hingga Ibnu Rusyd.

Pelatihan ini tidak hanya berorientasi pada teori, tetapi juga praktik. Para peserta didorong untuk menulis karya jurnalistik yang menarik dan sesuai kaidah. “Semoga kegiatan kecil ini mampu memantik semangat 98 mahasantri Mahad Aiska yang ingin belajar membuat liputan berita yang menarik,” ujar Ustaz Dwi yang juga dikenal sebagai penulis buku Pendidikan Agama Islam dan dai nasional.

Salah satu peserta, Safa Dilla Mawarni, mahasiswi Prodi S1 Keperawatan Semester II, mengaku sangat antusias mengikuti pelatihan. “Saya sangat senang bisa mengikuti pelatihan ini,” tuturnya singkat.

Kontributor : Jatmiko
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE