12 Kepsek Studi Banding ke SD Muhammadiyah Sudagaran
PWMJATENG.COM, Wonosobo– SD Muhammadiyah Sudagaran Wonosobo mendapat kunjungan silaturahmi dari 12 Kepala sekolah (Kepsek) Muhammadiyah, Selasa (27/3/2018). Beberapa kepala sekolah dari Semarang, Weleri dan kendal menyempatkan untuk menimba ilmu sekaligus berbagi pengalaman.
Rombongan disambut kepala sekolah dan Bagian Humas Sekolah Yohani,S.S di ruang pertemuan sekolah.
Dalam sesi sambutan, kepala sekolah SD Muhammadiyah Sudagaran, Sukaryo,S.Pd.I menyampaikan bahwa sebagai sekolah yang berada dalam organisasi yang sama hendaknya selalu saling mengunjungi, hal ini demi terciptanya sinergitas sekaligus rasa saling membesarkan satu dengan yang lainnya.
” Sebuah kemunduran kalau Sekolah sudah merasa cukup dan tidak mau menimba ilmu ke sekolah yang lain” tegasnya.
” Tidak ada satu sekolahpun yang bisa besar tanpa campur tangan sekolah lain, dukungan dan mental berbagi perlu dan wajib dilestarikan” .
Dalam kesempatan yang sama, Tri Sunarto mewakili Tamu yang hadir menjelaskan maksud dan tujuan kedatangannya. Kami telah bannyak mendengar dan banyak di dengarkan bagaimana perjuangan SD Muhammadiyah Sudagaran oleh kawan kawan dari Jaringan penggerak Sekolah muhammadiyah ( JPSM ) tentang bagaimana sudagaran dulu dan sekarang. Oleh karena itu melalui kesempatan ini kami ingin tahu langsung bagaimana management sekolah versi SD Sudagaran, tegasnya.
Dalam kunjungannya yang terbilang singkat, dipaparkan management sekolah oleh kepala sekolah sekaligus management pengelolaan guru dan karyawan berbasis kejujuran oleh nurawan Setiadi selaku Bagian kepegawaian.
Antusiasme para tamu terlihat saat sesi tanya jawab, karena menurut mereka PK guru ini adalah sebuah inovasi baru, tentang bagaimana menilai kinerja guru dan karyawan tanpa campur tangan orang lain, karena sistem akan berjalan dengan sendirinya berdasarkan aplikasi yang diisi oleh guru dan karyawan.
Karya inovasi ini lahir sebelum ada PK guru yang dikeluarkan oleh dinas, karena aplikasi milik sekolah ini menyesuaikan dengan kebutuhan, baik KBM maupun kewajiban guru dan karyawan terhadap persyarikatan sebagai bentuk loyalitas yang nantinya akan menunjukkan keprofesionalan sebagai Karyawan Amal Usaha Muhammadiyah. ( Hans-MPI )