Berita

SMP Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Produksi Hand Sanitazier Berkearifan Lokal

PWMJATENG.COM, SURAKARTA – Ekstrakurikuler KIR (Karya Ilmiah Remaja) SMP Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta mampu meracik bahan-bahan kearifan lokal seperti kemangi dan daun sirih menjadi hand sanitizer pada Selasa (17/3) di lobi sekolah. Produk tersebut diberi nama sikura kemayu.

Nurul Fitria, 31, Guru Fisika SMP Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta menjelaskan bahwa karya hand sanitizier sudah lama dibuat oleh anak-anak KIR. Karena ada anjuran libur hari ini maka guru yang bergerak mewakili para siswa.

“Kami mencoba memanfaatkan kearifan lokal yaitu kemangi dan daun sirih. Kami membuat menjadi dua jenis yaitu sikura (sirih dan kulit rambutan) dan kemayu (kemangi, lidah buaya, dan kulit jeruk purut),” ungkapnya kepada media.

Daun sirih dan daun kemangi sengaja dipilih karena mengandung pengganti alkohol. Kandungan itu sebagai antiseptic melawan kuman. Selain itu, dua bahan tersebut bisa menjawab kesulitan masyarakat mendapatkan alkohol di pasaran.

Nurul Fitria menambahkan bahwa pembuatan hand sanitizer cukup mudah dan tidak memerlukan biaya yang banyak. Untuk pembuatan hand sanitizer sikura, di antaranya adalah merebus daun sirih dan kulit rambutan dalam dalam wadah berbeda untuk diambil ekstraknya. Setelah itu, baru dicampur sesuai selera. Kita tambahkan minyak zaitun sebagai pelembut di tangan.

Yang kedua, pembuatan hand sanitizer kemayu, di antaranya adalah lidah buaya dikupas kulitnya untuk diambil dagingnya. Daun kemangi dicuci bersih. Kedua bahan tersebut diblender lalu diambil ekstraknya. Serbuk jeruk purut dilarutkan dengan air kemudian dicampur dengan ekstrak kemangi dan lidah buaya.

“Kandungan yang hampir sama dengan alkohol adalah daun kemangi dan daun sirih. Komposisinya kandungan alkoholnya perlu penelitian lebih lanjut,” imbuhnya.
Kandungan yang terdapat dalam kulit rambutan dan lidah buaya adalah sebagai antioksidan. Zat kimia yang ada di dalamnya seperti saponin, tanin, dan polivenol. Saponin dan tanin sebagai antibakteri. Polivenol setelah diekstrak terdapat buih atau gelembung. Hal itu bisa digunakan sebagai cuci tangan.

Nurul Fitria kepada media menyampaikan bahwa manfaat yang bisa diperoleh dari produk ini adalah untuk mengatasi kelangkaan hand sanitizer di masyarakat. Menurutnya kebanyakan masyarakat masih menggunakan alkohol, padahal keberadaan alkohol sudah langka.
“Sebaiknya kita berharap bahan kearifan lokal bisa lebih dimanfaatkan. Hal itu karena keberadaannya banyak, mudah, murah, dan manfaatnya bisa dirasakan,” harapnya.
Aryanto selaku Humas sekolah mengapresiasi karya dari siswa dan guru yang tergabung dalam KIR sekolah. Sementara ini, hand sanitizer tersebut masih untuk kalangan sendiri alias belum diperjualbelikan.

“Untuk kemampuan hand sanitizer membunuh kuman dan bakteri, perlu dilakukan uji laboratorium lebih mendalam,” tandasnya. (*)

Aryanto
Humas SMP Muhammadiyah PK Kottabarat Surakarta
081586061554

Aji Rustam

Jurnalis MPI PWM Jateng, Wartawan Seniour TribunJateng

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tidak bisa menyalin halaman ini karena dilindungi copyright redaksi. Selengkapnya hubungi redaksi melalui email.

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE