Kolom

Menjaga Keberkahan dalam Kehidupan

Sering kita mendengar kata berkah, keberkahan, atau barakallah. Salah satu contohnya adalah kepada orang yang menikah, pasti akan mendapat ucapan barakallah dari orang lain. Tak terkecuali pedagang, jikalau sedang berdagang pasti diucapkan oleh orang lain semoga berkah dagangannya. Dan banyak contoh dari elemen-elemen kehidupan yang lain.

Lantas sebenarnya apa berkah itu? Bagaimana cara mendapatkannya? Di manakah keberkahan itu bisa dicapai? Dan apa manfaatnya?

Beberapa bulan yang lalu penulis dan suami bersilaturahmi ke tempat salah satu ustadz di desa. Kebetulan waktu itu kami adalah pasangan suami istri yang usia pernikahannya belum ada satu bulan. Silaturahmi tersebut sekaligus untuk mengenalkan ke saudara-saudara, supaya lebih mengenal daerah tempat tinggal dan mengenal saudara-saudara suami. Kami banyak mengobrol dengan ustadz tersebut hingga di pengujung waktu kami meminta pamit. Satu nasihat dari ustadz yang ada kaitanya dengan judul yang penulis tulis di atas adalah “menikah itu bukan untuk mencari kebahagiaan akan tetapi untuk mencari keberkahan”. Sepanjang jalan kami membicarakan tentang nasihat tersebut.

Berkah berasal dari bahasa arab “barokah” yang secara bahasa berarti kebaikan, sedang secara istilah adalah “zayidul khair” yang berarti bertambahnya kebaikan (Imam Al-Ghazali, ensiklopedia tasawuf, hal 79). Lalu bagiamana sebuah keluarga sudah dikatakan berkah atau sudah dikatakan mendapat keberkahan Allah SWT?

Menurut penulis, keluarga dapat dikatakan mendapat keberkahan dari Allah SWT apabila:

1. Umur yang barokah

Dalam sebuah hadist, Rasulullah SAW pernah bersabda yang artinya “orang yang paling beruntung adalah orang yang panjang umurnya dan baik amal perbuatannya” (HR Tirmidzi). Umur yang panjang dan di masa hidupnya digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat seperti digunakan untuk beribadah dan mengerjakan apa yang Allah SWT perintahkan, merupakan wujud pengimplementasian dari hadits ini.

2. Harta yang barokah

Rezeki yang memberikan kebaikan untuk keluarganya tidak harus banyak, melainkan dengan rezeki tersebut bertambahlah rasa syukur kepada Allah SWT, dan dengan rezeki tersebut tidak lupa untuk menolong sesama dengan cara sedekah, infaq, atau zakat.

3. Anak-anak yang barokah

Anak-anak yang dilahirkan dan membawa kebaikan di antara keluarga seperti do’a yang sering kita dengar “Robbana hablana min azwajina wa dzuriyatina qurota a’yun waj’alni lil mutaqqina imamaa” (QS Al-Furqon: 74), yang memiliki arti “anak yang menjadi penyejuk hati orang tuanya, anak yang dapat menjadi amal jariyah untuk orang tuanya”.

4. Istri yang sholehah

Istri yang sholehah menjadi sebuah keberkahan yang ada dalam keluarga. Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Ahmad dan berbunyi “seorang wanita berhak memilih pintu surga yang mana saja jika ia mampu berbakti kepada suaminya, melaksanakan puasa Ramadhan, dan melaksanakan sholat lima waktu”.

5. Perjalanan menikah

Di era sekarang, ketika hendak ingin mendapatkan keberkahan dalam keluarga, alangkah lebih baiknya apabila sudah direncanakan tentang perjalanan menuju pernikahan secara baik. Tidak bisa kita hindari bahwa saat ini banyak terjadi pernikahan dengan didahului hamil terlebih dahulu atau bermaksiat terlebih dahulu. Tentu dengan cara tersebut akan mengurangi keberkahan. Sudah semestinya menikah itu dilakukan dengan cara-cara yang islami, mulai dari pendekatan, khitbah, hingga ijab.

Seperti itulah keberkahan yang bisa kita dapat dalam keluarga. Sedangkan keberkahan yang bisa kita temukan dalam pekerjaan kita atau lembaga yang kita geluti, salah satunya penulis ambil dari studi kasus di lembaga pendidikan. Seringkali kita sebagai pendidik mendengar bahkan kerap mengucapkan semoga dana bantuan sekolah ini barokah atau semoga gaji ini barokah. Tidak ada yang salah dengan kata tersebut. Akan tetapi kita juga perlu menjaga keberkahan tersebut. Sebagai lembaga pendidikan dana masuk haruslah terdistribukan sesuai sasaran. Dana pendapatan pun harus halal dan dengan cara-cara yang halal pula. Penulis pernah mendengar perbincangan dua orang guru yang sedang asyik berdiskusi membicarakan tentang manfaat keberkahan dalam operasional sekolah. Dalam perbincangan tersebut ada kesimpulan yang menarik tentang fakta bagaimana keberkahan akan sedikit demi sedikit hilang jika dana pemasukan tidak sesuai sasaran atau dana pemasukan dicari dengan cara-cara yang tidak halal.

Maka dari itu, penulis berkesimpulan bahwa setelah mendapat keberkahan, sudah sepatutnya kita menjaga keberkahan tersebut. Di mana pun kita berada, keberkahan akan selalu ada.

Oleh: Wida Rahmatika (Ibu Rumah Tangga) | Editor: Tuti Astha3

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tidak bisa menyalin halaman ini karena dilindungi copyright redaksi. Selengkapnya hubungi redaksi melalui email.

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE