Berita

Menggerakan , Menggembirakan dan Merawat Budaya Literasi Muhammadiyah

Muhammadiyah dan KH Ahmad Dahlan adalah dua nama yang tidak dapat di lepaspisahkan  keduanya saling terkait dan berhubungan erat. Muhammadiyah adalah adalah nama organisasi sedangkan KH Ahmad Dahlan adalah nama pendirinya, Muhammadiyah besar karena pendirinya kuat berliterasi menggerakan dan menggembirakan melalui pengajian di jenjang Ranting, Cabang, Daerah, Wilayah dan Pusat.

Untuk memberikan dasar ajaran kepada gerakan yang dibentuknya, KH. Ahmad Dahlan sering mengutip dua ayat Al-Qur’an dalam QS. Ali Imran, 3: 104 dan 110. Yang artinya ‘dan hendaklah ada diantara kamu segolongan ummat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar merekalah orang-orang yang beruntung. Dan kamu adalah ummat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar kepada Allah.’

 

Ayat 104 dari QS. Ali Imran di atas mengandung makna agar setiap muslim berusaha menyatukan diri dalam gerakan dakwah amar ma’ruf nahi mungkar untuk membebaskan manusia dari kebodohan, kesengsaraan, dan kemelaratan. Begitulah pemahaman KH. Ahmad Dahlan terhadap wahyu dan realitas sejarah ummat Islam Indonesia. Hal yang terpenting untuk dicatat bahwa pemahaman KH. Ahmad Dahlan terhadap surat Ali Imran, 3: 104 tersebut bukanlah factor utama yang melatar belakangi berdirinya Muhammadiyah

Dari pengajian pengajian itulah Muhammadiyah bisa besar “ Pak AR Fakhrudin pernah berpesan agar ditiap Ranting ada pengajian. Seperti halnya dengan  memperdayakan dan merawat budaya baca dan tulis dikalangan Ranting harus di perkuat untuk menciptakan generasi generasi penerus Muhammadiyah yang hebat dan kaya dengan ilmu-ilmu Pengetahuan.

 

Sebagaimana diwahyukan dalam QS. Al-‘Alaq ayat pertama yang didalamnya memerintahkan untuk membaca. Untuk memahami suatu ilmu yang utama dilakukan adalah dengan membaca. Untuk menjadikan membaca sebagai kebiasaan individu perlu untuk ditumbuhkan dan diberdayakan. Rendahnya kesadaran masyarakat dalam membaca menggugah Muhammadiyah untuk mendirikan taman pustaka. Efendi dalam http://www.suaramuhammadiyah.co.id mengutip  Ensiklopedia Muhammadiyah (2005: 308-309) “Hoofd Bestuur Muhammadiyah Bahagian Taman Pustaka akan bersungguh-sunguh berusaha mensyiarkan agama Islam yang secara Muhammadiyah kepada umum yaitu dengan selebaran cuma-cuma atau dengan majalah bulanan berkala atau tengah bulanan baik yang dengan cuma-cuma maupun berlangganan dan dengan buku agama Islam baik yang prodeo tanpa beli maupun dijual yang sedapat mungkin dengan harga murah dan majalah-majalah yang diterbitkan oleh taman pustaka harus yang mengandung pelajaran dan pendidikan Islam ditulis dengan tulisan bahasa yang dimengerti. Bahagian taman pustaka hendak membangun dan membina gedung taman pustaka untuk umum, dimana-mana pandang perlu. Taman bacaan tidak hanya menyediakan buku-buku pelajaran Islam saja, tetapi juga disediakan buku-buku yang berfaedah yang membawa ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi kemajuan masyarakat, bangsa dan Negara yang tidak bertentangan dengan agama terutama agama Islam.

 

Taman Pustaka pertama kali didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada tahun 1920 dan telah menerbitkan 1000 eksemplar majalah Suara Muhammadiyah tiap bulan. Dan pada tahun 1929, menerbitkan 700.000 buah buku dan brosur yang didistribusikan saat adanya Konggres/Muktamar (Sumber: http://www.mpi.muhammadiyah.or.id).

Upaya KH Ahmad Dahlan dalam memberdayakan budaya membaca tidak berhenti begitu saja. Usaha untuk mewujudkan mimpi tersebut terus dilanjutkan oleh kader Muhammadiyah hingga saat ini. Gerakan 1000 taman pustaka Muhammadiyah meupakan salah satu program unggulan MPI PP Muhammadiyah periode 2010-2015. Siapa saja yang pernah melihat maju pesatnya perkembangan peradaban tentu akan menghargai khasanah perbukuan dan literasi Muhammadiyah. Watak kemajuan Muhammadiyah sejak lahir telah konsisten menjunjung tinggi pengetahuan untuk memajukan bangsanya dari keterpurukan akibat penjajahan atau akibat kejumudan.

Berbagai kegiatan dilakukan seperti mengenalkan literasi kepada anak SD, SMP dan SMA. Tidak hanya kepada pelajar saja akan tetapi guru juga diajak untuk menumbuhkan budaya membaca.

 

Mendirikan taman pustaka Muhammadiyah ditingkatan ranting, cabang, daerah, wilayah hingga tingkat pusat salah satu contohnya yang ada di Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Tegal Jawa Tengah terdapat taman pustaka Muhammadiyah yang diinisiasi oleh  Majlis Pustaka dan Informasi PDM Kabupaten Tegal, kemudian lahir pula Rumah Baca Literasi di Pimpinan Ranting Muhammadiyah Karangdawa Margasari. Serta ratusan komunitas literasi yang di bina di Gerakkan secara langsung oleh Taman Serikat Pustaka  Muhammadiyah Majelis Pustaka dan Informasi Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Kita patut bersyukur kerja para relawan yang tergabung dan menggerakan serta menggembirakan dan merawat budaya literasi di jenjang Ranting, Cabang, Daerah , Wilayah serta Pusat. Taman Pustaka Muhammadiyah PDM Kab Tegal, Rumah Literasi PRM Karangdawa Margasari kab Tegal, literASIh, Korpri Raya, Sukarame, Bandarlampung, Omah Sinau Srengenge, AMM Kradenan, Blora, Taman Pustaka KHA Dahlan Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, Ruang Inspirasi (Lapak Baca) PD IPM Kota Surabaya.  Serasi (Sahabat Literasi PAI) UMSurabaya,  Kalis (Komunitas Literasi Sutorejo) Surabaya, Taman Baca ALKAUTSAR dusun Gepor Desa Mulyosari Kecamatan Sukorejo Kabupaten Kendal.

Penulis : Hendra Apriyadi, M.Pd (Ketua MPI PDM Kab Tegal Jateng dan Koornas Serikat Taman Pustaka MPI PP Muhammadiyah, Rumpun MPI. Serta alumni MPB Indonesia UMS 2018)

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tidak bisa menyalin halaman ini karena dilindungi copyright redaksi. Selengkapnya hubungi redaksi melalui email.

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE