Kolom

MANFAAT DIAM

Oleh : Fajar Sidig Al Hafidz (Staff PPAIK LPPI & Imam Masjid KH. Ahmad Dahlan UMP)

MENAHAN lisan untuk berkata atau mengeluarkan statement yang tidak bermanfaat, menyakiti orang lain atau hal – hal yang  mengandung unsur dosa  adalah bentuk kedewasaan seseorang dan ini merupakan kesempurnaan islamnya seseorang.

Pada suatu hari  Rasulullah SAW ditanya tentang apa itu Islam  ?, Rasul menjawab Islam itu Adalah kamu menyerahkan hatimu kepada Allah ‘Azza Wajalla dan orang muslim selamat dari lidah dan tanganmu (HR. Ahmad 16413)  Dari hadits tersebut ada 3 anggota organ dalam tubuh kita yang harus dijaga dan erat kaitanya dengan keislaman seseorang; yaitu menjaga hati, lidah dan tangan, Rasul juga pernah bersabda “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir maka hendaklah dia berkata yang baik atau kalau tidak mampu lebih baik diam (HR. Bukhori 5670)

Diam yang bijaksana menurut konteks kekinian adalah upaya menjaga lisan, tangan dan pemikiran dalam berkomentar, dalam membuat status di medsos dan dalam tulisan-tulisan yang dipublikasikan ke masyarakat.

Banyak orang yang ingin popular dengan cara membuat statement atau komentar-komentar yang bombastic dan kontroversial, bahkan ada yang komentarnya itu menyalahi syari’at agama atau norma –norma yang sudah berlaku, orang yang tidak menjaga lisan dalam berbicara dan dalam bermedsos pasti akan banyak menyinggung dan menyakiti orang lain dan semua itu akhirnya akan kembali merugikan dirinya sendiri.

Memang kita dituntut untuk senantiasa ber amar ma’ruf nahi munkar kapan dan dimanapun kita berada diantaranya dengan menggunakan lisan / tulisan-tulisan, akan tetapi haruslah dengan memegang prinsip “bilhikmah wal wau’idhotul hasanah” (cara yang hikmah /bijak dan pengajaran yang baik).

Pesan Nabi saw kepada Sayidina Ali ra : Wahai Ali : Pangkal ibadah adalah diam, kecuali dzikir kepada Allah. (Kitab Washiyatul Mushthafa lil Imam Ali, halaman 14) Seorang cendikiawan mengatakan, bahwa diam itu mengandung 7.000 kebaikan dan semuanya itu dirangkum dalam 7 kalimat, yang masing-masing kalimat mengandung 1000 kebaikan. Ketujuh kalimat itu adalah : Diam itu merupakan ibadah tanpa susah payah,  Diam itu merupakan perhiasan tanpa emas permata, Diam itu merupakan kewibawaan tanpa kekuasaan, Diam itu merupakan benteng tanpa pagar, Diam itu merupakan kekayaan tanpa merendahkan orang lain, Diam itu merupakan istirahat bagi malaikat pencatat amal, Diam itu merupakan penutup aib. Ada yang mengatakan, bahwa diam itu merupakan hiasan bagi orang yang pandai dan sebagai tirai bagi orang yang bodoh.

Mari kita bersama-sama renungkan pesan nabi Isa bin Maryam , “Setiap perkataan yang bukan dzikir kepada Allah ta’ala itu tidak ada gunanya. Setiap diam yang bukan untuk berfikir adalah kelalaian. Setiap pandangan yang bukan untuk mengambil pelajaran adalah sia-sia. Maka, beruntunglah orang yang perkataannya adalah dzikir, diamnya adalah berfikir, dan pandangannya untuk mengambil pelajaran” (Kitab Lubabul Adab, Usamah bin Munqidz, Juz I, halaman 79).

Oleh karena itu mari kita lebih bijak lagi dalam berbicara, mengeluarkan statement ataupun  dalam bermedsos, terlebih lagi bagi seseorang yang sudah menjadi public figure masyarakat karena Isalm benar-benar memperhatikan hal tersebut, dan tentu saja nanti semuanya akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SWT. Mudah-mudahan Allah ampuni dosa-dosa  kita terlebih lagi dosa lisan kita.  (*)

 

Aji Rustam

Jurnalis MPI PWM Jateng, Wartawan Seniour TribunJateng

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tidak bisa menyalin halaman ini karena dilindungi copyright redaksi. Selengkapnya hubungi redaksi melalui email.

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE