Kolom

KESEMPATAN

Oleh Hayati Nufus, aktivis Muhammadiyah

Cerita tentang kesempatan, saya teringat guyonan seorang senior saat temu alumni mencandai anak bungsu saya . “Dek kalau dulu aku berani bilang sama ibumu mungkin sekarang aku yang jadi bapakmu…!” grrr….sontak semua orang tertawa. Suami saya menimpali, “Salah sampean ra wani ngomong Cak!” Grrr…semua orang tertawa kembali. Suasana menjadi hangat, saya hanya tersenyum speechless.

Menurut kamus bahasa Indonesia, kesempatan adalah keluasan dan peluang. Kita bisa belajar dari orang-orang yang kehilangan kesempatan agar tidak mengalami hal yang serupa di kemudian hari. Kesempatan menjanjikan perubahan dan peningkatan kualitas hidup menjadi lebih baik, maka kehilangan kesempatan sama dengan kehilangan peluang yang sangat berharga.

Memilih menggunakan kesempatan berarti berani menghadapi tantangan dan siap melelehkan berbagai kesulitan. Seringkali seseorang melewatkan kesempatan dan berharap ada kesempatan berikutnya padahal kesempatan tidak selalu datang dua kali. Sayangnya, tidak semua orang bersungguh-sungguh memanfaatkan sebuah kesempatan. Menurut penulis banyak faktor yang membuat kita kehilangan kesempatan, salah satunya adalah kegemaran menunda pekerjaan.

Penyakit Procrastination ilmu kejiwaan menyebutnya untuk gejala orang yang sering menunda suatu kegiatan. Tidak setiap penundaan itu hal buruk, tetapi bila ia sudah menjadi penyakit kronis akan berpengaruh pada capaian dan kualitas kehidupan kita di masa depan.

Ini cerita seorang teman sewaktu ia menjadi seorang guru sekolah dasar di Bandung Teh Novi namanya yang menginspirasi membuat tulisan ini. Suatu saat ada tawaran program dari Dinas Pendidikan Provinsi Jabar berupa pengiriman guru ke Australia selama satu bulan untuk belajar kurikulum Australia dan magang, ia mengajak beberapa kawannya untuk bergegas memasukkan aplikasi persyaratan karena tenggat waktu sangat pendek, namun teman-temannya menolak dengan alasan tidak siap dan akan mencoba peruntungan di tahun depan. Ternyata tahun berikutnya program itu hanya diperuntukkan untuk guru SMP dan SMA, teman tersebut lolos seleksi karena ia ambil kesempatan itu sedangkan kawan-kawannya telah kehilangan peluang yang sangat bernilai. Menurut Teh Novi, bila kita ambil kesempatan probabilitas berhasil dan gagal adalah 50% 50%, sedangkan bila tidak probabilitas sukses kita adalah 0%.

Cerita yang paling menyedihkan dan berujung penyesalan yang tidak ada akhir adalah kisah yang diceritakan Alquran tentang orang- orang yang kehilangan peluang paling berharga. Mereka menghiba dan merintih pada Allah agar dihidupkan kembali ke dunia untuk beramal soleh .
QS: Al-Mu’minun 99-100, “Demikianlah keadaan orang-orang itu, hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka dia berkata, Ya Tuhanku kembalikanlah aku ke dunia. Agar aku beramal sholeh terhadap qpa yang telah aku tinggalkan”. Sekali-kali tidak sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan.

Hidup di dunia hanya sekali dan harus berarti. Jika hidup ini adalah pilihan, maka ketidakberanian memilih kesempatan dengan berbagai kesulitan yang menyertai pada dasarnya adalah kita sudah kalah sebelum bertanding dan itu adalah kerugian yang besar. .

Kerjo, Februari 2020.

Aji Rustam

Jurnalis MPI PWM Jateng, Wartawan Seniour TribunJateng

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tidak bisa menyalin halaman ini karena dilindungi copyright redaksi. Selengkapnya hubungi redaksi melalui email.

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE